
Ilustrasi kelas (credit: pixabay/Sanjiang)
Kapanlagi.com – Tahun ini, Korea Selatan tengah menghadapi tantangan besar di dunia pendidikan dengan keputusan mengejutkan untuk menutup 49 sekolah. Penutupan ini mencakup beragam jenis institusi, mulai dari sekolah dasar hingga menengah atas, yang tersebar di 17 kota dan provinsi. Penyebab utama dari langkah drastis ini adalah penurunan angka kelahiran dan menyusutnya populasi usia sekolah.
Dari total sekolah yang ditutup, mayoritas adalah sekolah dasar, dengan rincian 38 sekolah dasar, 8 sekolah menengah pertama, dan 3 sekolah menengah atas. Yang lebih mengkhawatirkan, sekitar 88% dari sekolah-sekolah yang ditutup berada di daerah pedesaan. Ini mencerminkan tantangan serius yang dihadapi oleh komunitas pedesaan dalam mempertahankan populasi dan layanan pendidikan yang memadai.
Dirangkum Kapanlagi.com dari berbagai sumber pada Selasa (25/2/2025), berikut fakta-fakta mengenai penutupan 49 sekolah di Korea Selatan.
Advertisement
1. Penyebab Penutupan Sekolah
Provinsi Jeolla Selatan merasakan dampak paling parah dari krisis pendidikan, dengan sepuluh sekolah terpaksa tutup, diikuti oleh Chungcheong Selatan yang mencatat sembilan penutupan, Jeolla Utara dengan delapan, dan Gangwon yang tidak kalah memprihatinkan dengan tujuh sekolah yang ditutup. Sementara itu, ibukota Seoul dan Provinsi Gyeonggi, meskipun merupakan daerah terpadat, hanya mengalami penutupan enam sekolah.
Penyebab utama dari fenomena ini adalah penurunan tajam angka kelahiran, yang dalam beberapa tahun terakhir membuat jumlah siswa baru di Korea Selatan merosot. Banyak sekolah dasar di kawasan pedesaan kini berjuang keras untuk mempertahankan jumlah siswa agar tetap dapat beroperasi.
Tren penutupan sekolah pun menunjukkan lonjakan yang mencolok; dari 22 penutupan pada tahun 2023, meningkat menjadi 33 pada tahun 2024, dan kini melonjak menjadi 49 pada tahun 2025. Situasi ini mencerminkan krisis populasi yang semakin mendalam dan mendesak perhatian serius dari pemerintah.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
2. Dampak Penutupan Sekolah
Penutupan sekolah-sekolah di Korea Selatan menyimpan dampak yang mendalam, mencerminkan krisis yang melanda generasi muda dan menantang akses pendidikan di daerah pedesaan yang semakin terpinggirkan. Dengan jumlah sekolah yang menurun, anak-anak di wilayah ini akan semakin kesulitan untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Situasi ini juga menegaskan perlunya kebijakan pemerintah yang proaktif untuk mengatasi penurunan populasi dan mendorong angka kelahiran. Tanpa langkah-langkah yang tepat, krisis ini bukan hanya akan berlanjut, tetapi juga berpotensi memperlebar kesenjangan pendidikan antara kota dan desa, menciptakan jurang yang semakin dalam bagi masa depan generasi penerus.
Advertisement
3. Langkah Selanjutnya
Pemerintah Korea Selatan dengan sigap memantau perkembangan situasi terkini dan bersiap mengambil langkah-langkah strategis jika diperlukan. Penutupan sekolah-sekolah ini bukan hanya menjadi tantangan bagi siswa dan orang tua, tetapi juga bagi pemerintah yang tengah merancang kebijakan pendidikan yang lebih inklusif dan adil.
Dengan 88 persen sekolah yang ditutup berada di daerah pedesaan, pemerintah dihadapkan pada tugas penting untuk merumuskan strategi guna mengatasi kesenjangan pendidikan yang mencolok. Upaya ini sangat krusial demi memastikan setiap anak di Korea Selatan, tanpa memandang lokasi geografisnya, dapat menikmati akses yang setara terhadap pendidikan berkualitas.
4. FAQ
Kenapa 49 sekolah di Korea Selatan ditutup?
Penutupan ini disebabkan oleh penurunan drastis populasi usia sekolah, yang mengakibatkan kekurangan siswa baru di banyak sekolah.
Di mana saja sekolah-sekolah yang ditutup berada?
Sebagian besar sekolah yang ditutup berada di daerah pedesaan, dengan Provinsi Jeolla Selatan menjadi yang paling banyak mengalami penutupan.
Apa dampak dari penutupan sekolah ini?
Penutupan sekolah ini dapat mengurangi akses pendidikan di daerah pedesaan dan menimbulkan tantangan bagi pemerintah dalam merencanakan infrastruktur pendidikan di masa depan.
Langkah apa yang akan diambil pemerintah untuk mengatasi masalah ini?
Pemerintah terus memantau situasi dan akan mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk mengatasi penurunan populasi dan mendorong peningkatan angka kelahiran.