
Kuntilanak putih ©Ilustrasi dibuat AI Freepik
Kapanlagi.com – Kuntilanak, sosok mistis yang telah mengakar dalam mitologi masyarakat Melayu dan Indonesia, dikenal sebagai wanita berambut panjang yang mengenakan gaun putih dan memiliki tawa yang bisa membuat bulu kuduk merinding. Cerita tentang kuntilanak telah menyebar luas di berbagai negara Asia Tenggara, seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura, dengan variasi yang menambah kekayaan mitos lokal.
Namun, sebuah penelitian menarik yang dilakukan oleh antropolog asal Jerman, Timo Duile, membuka lembaran baru dalam pemahaman kita tentang asal-usul kuntilanak. Dalam penelitiannya yang mendalam, Timo mengungkap bahwa narasi kuntilanak bukan sekadar kisah horor belaka. Ia menelusuri jejak sejarah dan perkembangan masyarakat Melayu, serta dampak modernisasi dan perubahan budaya yang melingkupi wilayah tersebut. Penelitian ini berakar dari pengalamannya tinggal di Pontianak, Kalimantan Barat, pada tahun 2014, di mana ia melakukan pengamatan langsung terhadap masyarakat dan budaya setempat.
Timo juga menyoroti bahwa keberadaan kuntilanak tidak bisa dipisahkan dari sejarah pembangunan Kota Pontianak yang dimulai pada abad ke-18. Lantas, bagaimana sebenarnya asal-usul kuntilanak menurut penelitian ini? Berikut ulasan lengkapnya, dirangkum Kapanlagi.com, Selasa (11/2).
Advertisement
1. Berbagai Versi Asal-usul Kuntilanak
Asal-usul kuntilanak, sosok hantu yang menghantui imajinasi masyarakat, ternyata menyimpan beragam cerita yang bervariasi tergantung pada budaya dan daerahnya. Banyak yang percaya bahwa kuntilanak adalah arwah wanita yang meninggal dengan tragis saat hamil atau melahirkan, menjadikannya sosok penuh dendam yang berkeliaran mencari pembalasan.
Di sisi lain, ada legenda yang mengaitkan kuntilanak dengan pendirian Kota Pontianak, di mana Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie konon diganggu oleh makhluk ini saat memilih lokasi istana, sehingga nama “Pontianak” pun dipercaya berasal dari istilah “perempuan mati beranak”.
Tak hanya itu, pengaruh budaya luar juga turut membentuk citra kuntilanak, dengan karakteristik yang mirip vampir—seperti menghisap darah dan beraksi di malam hari—yang diduga terinspirasi dari mitologi Barat.
Bahkan, beberapa ahli mengaitkan kuntilanak dengan Yakshi, makhluk perempuan jahat dalam mitologi Hindu, yang menghantui kuburan dan meminum darah manusia. Semua elemen ini berpadu, menciptakan gambaran kuntilanak yang kita kenal hingga kini.
2. Asal-usul Kuntilanak Menurut Antropolog Jerman
Di tengah perdebatan tentang asal usul kuntilanak, seorang Antropolog Jerman, Timo Duile, mencoba menelaahnya secara logis. Dalam penelitiannya yang berjudul “Kuntilanak: Ghost Narratives and Malay Modernity in Pontianak, Indonesia” dijelaskan bahwa kisah kuntilanak bukan sekadar mitos, tetapi mencerminkan perubahan sosial dan budaya di masyarakat Melayu dalam menghadapi modernisasi.
“The Kuntilanak narratives mentioned in the following are to a large extent based on stories collected during a six-month fieldwork trip in 2014. During frequent visits to Pontianak in the following years, I was able to gain even deeper insights into the ghost narratives present in the city (Narasi Kuntilanak yang disebutkan di bawah ini sebagian besar didasarkan pada cerita yang dikumpulkan selama kunjungan lapangan selama enam bulan pada tahun 2014. Selama kunjungan rutin ke Pontianak pada tahun-tahun berikutnya, saya bisa mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang narasi hantu yang ada di kota tersebut,” kata Timo di penelitiannya, mengutip brill.com.
Menurut penelitian ini, kisah tentang kuntilanak berakar dari narasi pendirian dan pembangunan kota Pontianak oleh Sultan Syarif Abdurrahman pada 1771. Saat itu, daerah yang menjadi lokasi kota ini diyakini dihuni oleh roh-roh jahat yang sering mengganggu penduduk dan pekerja pembangunan. Untuk mengusir roh tersebut, Sultan menggunakan meriam sebagai bentuk ritual simbolis yang menandai perlawanan terhadap kekuatan mistis.
Lebih lanjut, Timo menjelaskan bahwa konsep kuntilanak juga berkaitan dengan bagaimana masyarakat Melayu membedakan antara dunia modern dan mistis. Ia berpendapat bahwa dalam masyarakat Melayu, terdapat interaksi yang kompleks antara Islam, kepercayaan tradisional, dan pengetahuan ilmiah yang membentuk pemahaman tentang dunia, termasuk kepercayaan terhadap hantu seperti kuntilanak.
“‘Ponti’ in Pontianak originates from the Malay pohon tinggi, meaning ‘tall tree’ or ‘tall trees’. Whereas Kuntilanak/Pontianak elsewhere is often associated with banana trees (Musa genus; in Indonesian: pohon pisang), people in Pontianak usually associated the ghost with large trees, for instance banyan fig trees (Ficus genus; Indonesian: pohon beringin). (‘Ponti’ di Pontianak dikatakan berasal dari bahasa Melayu pohon tinggi , yang berarti ‘pohon tinggi’. Sementara Kuntilanak/Pontianak di tempat lain sering dikaitkan dengan pohon pisang ( genus Musa ; dalam bahasa Indonesia: pohon pisang ), orang-orang di Pontianak biasanya mengaitkan hantu itu dengan pohon-pohon besar, misalnya pohon beringin ( genus Ficus ; bahasa Indonesia: pohon beringin)),” tambahnya.
Advertisement
3. Kuntilanak sebagai Urban Legend di Indonesia
Di Indonesia, kuntilanak telah menjelma menjadi ikon legenda urban yang terus hidup dan berkembang, diperkaya oleh cerita rakyat dan sentuhan media modern. Sosoknya sering kali dihubungkan dengan berbagai peristiwa mistis yang mengguncang, terutama di pemakaman, rumah kosong, atau lokasi-lokasi yang dianggap angker oleh masyarakat.
Kisah kuntilanak bukan hanya beredar dari mulut ke mulut, tetapi juga menghiasi layar lebar, buku, dan tayangan televisi, di mana ia sering digambarkan sebagai makhluk menakutkan yang muncul dengan tawa melengking yang menghantui setiap langkah di malam hari.
Dalam konteks sosial, kepercayaan terhadap kuntilanak berfungsi sebagai alat kontrol, di mana orang tua menggunakan cerita ini untuk menakut-nakuti anak-anak agar tetap di rumah saat gelap, atau sebagai pengingat bagi perempuan untuk lebih waspada saat bepergian sendirian.
4. Sosok Kuntilanak dalam Budaya Populer
Kuntilanak, sosok hantu ikonik dalam budaya populer Indonesia, telah bertransformasi dari sekadar penakut menjadi karakter yang kaya akan latar belakang dan emosi. Dalam film-film horor, ia bukan hanya sekadar roh penasaran, tetapi juga sosok yang mencari keadilan atas kematian tragisnya.
Beberapa karya bahkan berani mengupas sisi kelam dan penderitaan yang dialaminya sebelum bertransformasi menjadi entitas mistis. Tak hanya di layar lebar, kuntilanak juga menghiasi karya sastra dan seni modern, dari novel hingga lagu-lagu bertema mistis.
Dengan kemajuan teknologi dan media digital, pesona kuntilanak terus menginspirasi eksplorasi kreatif di berbagai platform hiburan, menjadikannya sosok yang tak lekang oleh waktu.
5. Jenis-jenis Kuntilanak di Indonesia
Di Indonesia, masyarakat mengenal berbagai jenis kuntilanak berdasarkan ciri khas dan tingkat kekuatannya. Berikut adalah beberapa varian kuntilanak yang dikenal dalam kepercayaan masyarakat:
- Kuntilanak Putih – Sosok yang paling umum ditemui, biasanya digambarkan mengenakan pakaian putih dengan aura yang lebih menyeramkan tetapi tidak agresif.
- Kuntilanak Merah – Memiliki tampilan yang lebih menakutkan dan agresif, sering dikaitkan dengan roh penuh dendam dan bau amis darah.
- Kuntilanak Hitam – Sering dianggap sebagai kuntilanak yang terikat dengan praktik ilmu hitam, digunakan oleh para dukun untuk tujuan tertentu.
- Kuntilanak Biru – Jarang ditemui, tetapi dianggap sebagai yang paling kuat dan berbahaya, mampu menyebabkan gangguan fisik dan psikis pada manusia yang melihatnya.
- Kuntilanak Berkaki Kuda – Jenis kuntilanak yang memiliki bentuk fisik unik dengan kaki menyerupai kuda, sering dikaitkan dengan kejadian supranatural misterius.
Keberagaman jenis kuntilanak ini menunjukkan bahwa mitos mengenai sosok ini terus berkembang di berbagai daerah, dipengaruhi oleh kepercayaan lokal dan pengalaman mistis yang diceritakan dari generasi ke generasi.
6. People Also Ask
Apakah kuntilanak benar-benar ada?
Kuntilanak adalah bagian dari mitologi dan kepercayaan masyarakat, namun keberadaannya masih menjadi perdebatan.
Apa yang menyebabkan seseorang menjadi kuntilanak?
Dalam kepercayaan tradisional, kuntilanak berasal dari perempuan yang meninggal saat hamil atau melahirkan.
Bagaimana cara mengusir kuntilanak?
Kepercayaan masyarakat menyebutkan bahwa paku atau benda tajam bisa menangkal kuntilanak.
Apakah kuntilanak hanya ada di Indonesia?
Tidak, mitos tentang kuntilanak juga dikenal di Malaysia, Singapura, dan Brunei dengan nama pontianak.
Mengapa kuntilanak sering dikaitkan dengan pohon besar?
Banyak cerita rakyat yang menyebutkan bahwa kuntilanak bersemayam di pohon tinggi sebagai tempat tinggalnya.