KUBET – 10 Oleh-Oleh Khas Malang yang Wajib Dibawa sebagai Buah Tangan untuk Keluarga

10 Oleh-Oleh Khas Malang yang Wajib Dibawa sebagai Buah Tangan untuk Keluarga

Keripik

Kapanlagi.com – Malang selalu menjadi destinasi favorit bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam, wisata kuliner, dan udara sejuk khas pegunungan. Namun, liburan ke Malang rasanya tidak lengkap tanpa membawa pulang oleh-oleh khas daerah ini.

Beragam pilihan oleh-oleh tersedia di berbagai pusat perbelanjaan dan toko oleh-oleh, mulai dari camilan tradisional hingga produk kekinian yang kini banyak diburu wisatawan. Dari apel Malang yang terkenal, keripik tempe yang gurih, hingga Pia Cap Mangkok yang melegenda, semua bisa menjadi pilihan buah tangan untuk keluarga di rumah.

Bagi Anda yang ingin membawa oleh-oleh khas Malang, berikut adalah 10 rekomendasi terbaik yang wajib Anda beli sebelum pulang dari Kota Apel ini.

1. Apel Malang, Buah Khas yang Tak Pernah Ketinggalan

Apel Malang adalah ikon kota ini yang wajib dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Apel khas Malang memiliki rasa segar dengan perpaduan manis dan sedikit asam, menjadikannya favorit bagi banyak orang.

Apel Malang terdiri dari beberapa jenis, seperti Manalagi, Rome Beauty, dan Anna, yang masing-masing memiliki karakteristik rasa yang berbeda. Buah ini juga bisa bertahan cukup lama setelah dipetik, sehingga cocok untuk dibawa dalam perjalanan jauh.

Selain membeli apel segar, wisatawan juga bisa mencoba wisata petik apel di daerah Batu, di mana mereka bisa langsung memetik apel dari pohonnya dan membawa pulang sebagai oleh-oleh khas.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Sari Apel, Minuman Segar yang Menyegarkan

Selain dalam bentuk buah segar, apel Malang juga diolah menjadi sari apel, yaitu minuman yang terbuat dari ekstrak apel murni tanpa bahan pengawet berlebihan.

Sari apel khas Malang memiliki cita rasa yang manis alami dengan sedikit sensasi asam segar dari apel lokal. Biasanya, sari apel dikemas dalam botol atau kardus berisi beberapa kemasan kecil, sehingga mudah dibawa dan dijadikan oleh-oleh.

Produk ini bisa ditemukan di berbagai toko oleh-oleh di Malang, dengan merek-merek lokal yang sudah terkenal di kalangan wisatawan.

3. Keripik Tempe, Camilan Gurih Khas Kampung Sanan

Keripik tempe adalah salah satu oleh-oleh khas Malang yang paling populer, terutama yang berasal dari Kampung Sanan, sentra produksi keripik tempe di Kota Malang.

Keripik tempe memiliki tekstur renyah dengan berbagai varian rasa, seperti original, pedas, keju, hingga barbeque, yang semakin memperkaya cita rasa camilan ini.

Hampir di setiap toko oleh-oleh Malang, Anda bisa menemukan berbagai pilihan keripik tempe dengan harga yang terjangkau dan kemasan yang praktis untuk dibawa pulang.

4. Pia Cap Mangkok, Oleh-Oleh Legendaris Malang

Jika Jogja terkenal dengan bakpia pathok, Malang memiliki Pia Cap Mangkok, yang sudah ada sejak tahun 1959 dan menjadi oleh-oleh favorit wisatawan.

Pia ini memiliki kulit luar yang renyah dengan berbagai varian isi seperti kacang hijau, coklat, keju, hingga durian. Pia Cap Mangkok memiliki daya tahan cukup lama, sehingga cocok untuk dibawa sebagai oleh-oleh ke luar kota.

Anda bisa mendapatkan Pia Cap Mangkok di toko resmi atau pusat oleh-oleh di Malang dengan harga yang bervariasi tergantung isi dan jumlahnya.

5. Malang Strudel, Oleh-Oleh Kekinian yang Hits

Bagi yang mencari oleh-oleh kekinian, Malang Strudel bisa menjadi pilihan tepat. Kue pastry berlapis ini diisi dengan berbagai varian rasa seperti apel, coklat, pisang, dan keju, membuatnya menjadi favorit banyak wisatawan.

Malang Strudel terkenal dengan teksturnya yang renyah di luar dan lembut di dalam, serta rasa manis yang pas di lidah.

Toko Malang Strudel bisa ditemukan di berbagai titik di Malang, terutama di jalur utama yang sering dilalui wisatawan.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

KUBET – Mengatasi Kelelahan Mental Usai Lebaran: Tips untuk Pulihkan Energi Setelah Bertemu Banyak Orang

Mengatasi Kelelahan Mental Usai Lebaran: Tips untuk Pulihkan Energi Setelah Bertemu Banyak Orang

Temukan cara-cara efektif untuk mengatasi kelelahan mental setelah berinteraksi dengan banyak orang

Kapanlagi.com – Lebaran adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang untuk berkumpul dengan keluarga dan teman-teman. Namun, bagi sebagian orang, interaksi sosial yang intens ini dapat menyebabkan kelelahan mental.

Setelah bertemu banyak orang, penting untuk memberi diri Anda waktu untuk pulih. Kelelahan mental dapat memengaruhi kesehatan fisik dan emosional Anda. Dengan mengikuti beberapa langkah sederhana, Anda bisa kembali berenergi dan siap menghadapi aktivitas sehari-hari.

Berikut adalah cara-cara mengatasi kelelahan mental setelah Lebaran yang bisa Anda terapkan.

1. Kenapa Lebaran Bisa Membuat Mental Lelah?

Bagi banyak orang, Lebaran adalah momen spesial untuk berkumpul dan menjalin silaturahmi dengan keluarga besar. Namun, intensitas interaksi yang tinggi dalam waktu singkat bisa menjadi beban tersendiri, terutama bagi mereka yang lebih nyaman dalam situasi tenang.

Kelelahan mental setelah banyak bersosialisasi disebabkan oleh stimulasi berlebihan. Ketika seseorang terus-menerus terlibat dalam percakapan tanpa jeda, otak akan bekerja lebih keras, yang akhirnya menguras energi dan membuat seseorang merasa sangat lelah.

Selain itu, lingkungan yang ramai, suara yang keras, dan tekanan sosial untuk terus berbicara bisa semakin memperburuk kondisi ini. Bagi introvert, kondisi ini dapat memicu yang disebut introvert hangover, yaitu kelelahan mental dan fisik akibat terlalu banyak berinteraksi sosial.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Tanda-Tanda Kelelahan Mental

Tidak semua orang menyadari bahwa mereka mengalami kelelahan sosial. Beberapa tanda yang sering muncul antara lain:

  1. Merasa lelah secara fisik dan mental meskipun tidak melakukan aktivitas berat.
  2. Sulit berkonsentrasi setelah berinteraksi dengan banyak orang.
  3. Mudah tersinggung atau emosional, bahkan terhadap hal-hal kecil.
  4. Muncul keinginan kuat untuk menyendiri dan menghindari interaksi lebih lanjut.
  5. Gejala fisik seperti sakit kepala, pusing, atau ketegangan otot.

Jika kondisi ini tidak segera diatasi, dapat berujung pada burnout yang lebih parah, termasuk gangguan tidur, kecemasan, bahkan depresi ringan.

3. Cara Mengatasi Kelelahan Mental

1. Menenangkan Diri dan Mengatur Napas

Setelah melewati interaksi sosial yang intens, penting untuk memberi diri sendiri waktu untuk menenangkan pikiran. Salah satu cara paling efektif adalah dengan latihan pernapasan dalam. Coba lakukan teknik pernapasan 4-7-8, yaitu:

  • Tarik napas dalam selama 4 detik.
  • Tahan napas selama 7 detik.
  • Buang napas perlahan selama 8 detik.

Latihan ini membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi rasa cemas setelah melewati banyak interaksi sosial yang melelahkan.

2. Kurangi Paparan Media Sosial

Media sosial bisa memperparah perasaan cemas setelah Lebaran. Melihat unggahan orang lain tentang liburan yang tampak lebih menyenangkan atau kehidupan yang lebih ‘sempurna’ bisa memicu perasaan minder atau membandingkan diri sendiri dengan orang lain.Untuk mengatasi hal ini:

  • Kurangi waktu bermain media sosial selama beberapa hari setelah Lebaran.
  • Fokus pada diri sendiri dan apa yang membuat Anda nyaman.
  • Ingat bahwa apa yang ditampilkan di media sosial tidak selalu mencerminkan kenyataan.

3. Lakukan Aktivitas yang Menenangkan

Setelah Lebaran, tubuh dan pikiran perlu istirahat. Beberapa aktivitas yang dapat membantu meredakan stres dan kelelahan mental antara lain:

  • Olahraga ringan seperti berjalan kaki atau yoga untuk meningkatkan hormon endorfin.
  • Menulis jurnal untuk mengekspresikan perasaan yang terpendam.
  • Meditasi atau mendengarkan musik yang menenangkan untuk mengurangi ketegangan mental.

Aktivitas fisik dapat membantu mengatasi burnout dengan meningkatkan energi dan mengurangi ketegangan mental yang menumpuk selama liburan.

4. Cara Mengatasi Kelelahan Mental

4. Tetapkan Batasan Sosial dan Prioritaskan Me Time

Bagi sebagian orang, silaturahmi saat Lebaran bisa menjadi pengalaman yang melelahkan, terutama jika harus menghadapi pertanyaan pribadi yang menekan. Penting untuk menetapkan batasan sosial agar kesehatan mental tetap terjaga.

Beberapa cara yang bisa dilakukan:

  • Belajar mengatakan tidak pada ajakan yang terasa membebani.
  • Menyiapkan jawaban diplomatis untuk pertanyaan pribadi yang tidak nyaman, seperti “Saya masih menikmati prosesnya, doakan yang terbaik ya.
  • “Luangkan waktu sendiri (me time) untuk memulihkan energi sebelum kembali ke rutinitas sehari-hari.

5. Kembali ke Pola Hidup Sehat

Saat Lebaran, pola makan dan tidur sering kali berantakan. Ini bisa memperburuk kelelahan mental dan memperpanjang rasa tidak nyaman setelah liburan. Agar tubuh dan pikiran kembali segar:

  • Perbaiki pola tidur dengan tidur lebih awal dan menghindari begadang.
  • Konsumsi makanan sehat, seperti sayur dan buah, untuk mengembalikan keseimbangan nutrisi.
  • Minum cukup air untuk mencegah dehidrasi yang dapat memperburuk kelelahan.
  • Perubahan pola makan dan tidur selama liburan dapat memicu holiday blues.

Oleh karena itu, kembali ke pola hidup sehat sangat penting untuk mempercepat pemulihan mental.

6. Mencari Dukungan

Berbicara dengan orang terdekat tentang perasaan Anda dapat membantu mengurangi beban mental. Jika kelelahan mental Anda berat, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional dari psikolog atau konselor.

Kelelahan mental setelah Lebaran adalah hal yang wajar, terutama bagi mereka yang introvert. Dengan menerapkan strategi-strategi di atas, Anda bisa membantu diri sendiri untuk pulih dan kembali berenergi. Jangan ragu untuk memprioritaskan kesehatan mental Anda.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

KUBET – Waspada Konsumsi Santan dan Makanan Manis saat Lebaran, Bisa Picu Kolesterol dan Tekanan Darah Tinggi

Waspada Konsumsi Santan dan Makanan Manis saat Lebaran, Bisa Picu Kolesterol dan Tekanan Darah Tinggi

Waspada Konsumsi Santan dan Makanan Manis saat Lebaran, Bisa Picu Kolesterol dan Tekanan Darah Tingg

Kapanlagi.com – Lebaran identik dengan berbagai hidangan lezat, dari opor ayam, rendang, hingga kue-kue manis yang menggoda selera. Namun, di balik kelezatan tersebut, konsumsi makanan bersantan dan manis yang berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan, terutama bagi penderita kolesterol tinggi, hipertensi, dan diabetes.

Ahli gizi mengingatkan bahwa makanan kaya lemak jenuh dan gula dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) serta memicu lonjakan gula darah yang berisiko bagi penderita diabetes. Efeknya mungkin tidak langsung terasa, tetapi jika dikonsumsi terus-menerus dalam jumlah besar, dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Bagaimana dampak konsumsi makanan bersantan dan manis terhadap kesehatan, serta bagaimana cara mengontrolnya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

1. Santan dan Makanan Manis, Kombinasi Berbahaya bagi Kolesterol dan Jantung

Makanan bersantan seperti opor ayam, rendang, dan gulai mengandung lemak jenuh yang tinggi, yang jika dikonsumsi berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.

Menurut penelitian, dalam 300 ml santan terkandung sekitar 51 gram lemak jenuh, yang melebihi batas konsumsi harian yang direkomendasikan. Jika dikonsumsi tanpa kontrol, ini dapat memicu penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis) yang berisiko menyebabkan penyakit jantung dan stroke.

Sementara itu, makanan manis seperti nastar, kue lapis legit, dan puding mengandung gula sederhana yang dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah, sehingga meningkatkan risiko diabetes dan obesitas. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengontrol konsumsi santan dan makanan manis selama Lebaran.

“Bisa bablas naik dengan cepat berat badan karena menu makanan yang dikonsumsi jumlah kalorinya berlebihan,” ujar ahli kesehatan, dr. Ida Gunawan, M.S, Sp.GK, M.Kes (K), FINEM, merujuk ANTARA.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Peningkatan Tekanan Darah akibat Makanan Bersantan dan Manis

Salah satu efek buruk dari konsumsi santan dan makanan tinggi gula adalah kenaikan tekanan darah, terutama bagi mereka yang sudah memiliki riwayat hipertensi.

Lemak jenuh dalam santan dapat menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah, yang membuat arteri menjadi kaku dan meningkatkan tekanan darah. Begitu juga dengan makanan yang tinggi gula, yang dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan meningkatkan risiko hipertensi.

Jika dibiarkan tanpa kontrol, kondisi ini dapat meningkatkan kemungkinan terkena serangan jantung dan stroke. Oleh karena itu, penderita tekanan darah tinggi disarankan untuk mengurangi konsumsi makanan bersantan dan manis serta memperbanyak asupan serat dari buah dan sayur.

3. Dampak pada Sistem Pencernaan: Asam Lambung hingga Diare

Makanan bersantan juga dapat mengganggu sistem pencernaan, terutama bagi mereka yang memiliki masalah lambung seperti asam lambung (GERD) atau maag.

Santan yang dikonsumsi dalam jumlah besar dapat meningkatkan produksi asam lambung, menyebabkan sensasi perih, mual, dan kembung. Selain itu, makanan bersantan yang dikombinasikan dengan makanan manis dapat mempercepat fermentasi di dalam usus, memicu gas berlebih dan diare.

Untuk menghindari gangguan pencernaan setelah Lebaran, disarankan untuk tidak langsung mengonsumsi makanan bersantan dalam jumlah besar setelah puasa sebulan penuh, serta mengimbanginya dengan asupan air putih dan sayuran yang cukup.

4.

Selain santan, konsumsi makanan manis yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Gula yang tinggi dalam kue-kue Lebaran seperti kastengel, kue lapis, dan bolu kukus dapat menyebabkan resistensi insulin, yaitu kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif untuk mengatur kadar gula darah. Akibatnya, gula darah dapat naik secara drastis, meningkatkan risiko terkena diabetes.

Agar tetap bisa menikmati makanan manis saat Lebaran tanpa khawatir, sebaiknya membatasi konsumsi gula tidak lebih dari 50 gram per hari sesuai dengan rekomendasi WHO, serta mengganti camilan dengan buah segar yang lebih sehat.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

KUBET – Camilan Oleh-Oleh Mudik dari Sumedang yang Lezat dan Khas

Camilan Oleh-Oleh Mudik dari Sumedang yang Lezat dan Khas

Camilan Oleh-Oleh Mudik dari Sumedang yang Lezat dan Khas

Kapanlagi.com – Sumedang merupakan sebuah kota di Jawa Barat yang dikenal tidak hanya dengan Tahu Sumedangnya yang legendaris, tetapi juga dengan beragam camilan khas yang bisa menjadi pilihan oleh-oleh saat arus mudik dan balik Lebaran. Dari jajanan tradisional hingga inovasi baru, Sumedang menawarkan pilihan camilan yang tidak hanya lezat tetapi juga kaya akan cita rasa lokal. Beberapa camilan ini bahkan sudah menjadi ikon kuliner yang dikenal luas, baik di kalangan masyarakat Sumedang maupun luar daerah.

Salah satu camilan yang patut dicoba adalah rengginang berbahan dasar biji hanjeli, yang kini banyak diproduksi oleh UMKM di Desa Citaleus, Kecamatan Buahdua. Selain itu, Sumedang juga menawarkan berbagai jenis camilan unik lainnya seperti kerupuk bangreng, keripik cireng, dan salak bongkok yang tak hanya mengenyangkan tapi juga mengandung nilai sejarah dan budaya lokal. Masing-masing camilan ini memiliki rasa yang khas dan menjadi pilihan tepat untuk disantap atau dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

Tidak hanya enak, camilan khas Sumedang juga menyuguhkan pengalaman rasa yang berbeda dari daerah lainnya. Berikut selengkapnya.

1. Rengginang Hanjeli: Inovasi Rengginang Sehat dari Biji Hanjeli

Mengutip sumedangkab.go.id, rengginang khas Sumedang biasanya terbuat dari beras, namun kini ada inovasi baru yang menarik, yaitu rengginang yang dibuat dari biji hanjeli. Biji hanjeli dipilih karena memiliki kandungan gula yang rendah, menjadikannya alternatif yang lebih sehat, terutama bagi penderita diabetes. Camilan ini memiliki ciri warna tang merah, tekstur renyah dan rasa yang khas, serta cocok dijadikan oleh-oleh atau hidangan saat Lebaran.

Pembuatan rengginang hanjeli ini masih cukup baru dan mulai diminati, terlebih menjelang Hari Raya Idul Fitri. Hal ini disebabkan oleh rasanya yang unik, tidak terlalu manis, namun tetap lezat dan menyehatkan. Dengan semakin banyaknya permintaan, produk ini kini menjadi pilihan favorit para pembeli yang ingin mencari camilan sehat.

UMKM di Desa Citaleus, Sumedang, telah mengembangkan produk ini secara serius, dan rencananya, hanjeli akan lebih banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku berbagai produk makanan lainnya di masa depan.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Opak Oded: Camilan Renyah dengan Cita Rasa Khas

Opak Oded adalah camilan tradisional yang terbuat dari beras ketan hitam dan putih, yang kemudian dipanggang hingga kering. Camilan ini menjadi favorit banyak orang karena rasa gurih dan tekstur renyahnya yang khas. Opak Oded juga cocok dijadikan oleh-oleh untuk sanak saudara atau teman setelah mudik Lebaran.

Opak ini biasanya dijual dalam bentuk potongan tipis dan memiliki aroma panggang yang menggoda. Meskipun sederhana, opak ini selalu berhasil mencuri perhatian karena keunikannya dalam menggunakan bahan-bahan lokal yang mudah ditemukan di Sumedang.

Menjadi bagian dari tradisi kuliner Sumedang, opak oded kini telah berkembang dengan variasi rasa dan kemasan yang menarik, menjadikannya pilihan tepat untuk oleh-oleh Lebaran.

3. Tahu Sumedang: Legenda Kuliner yang Tak Lekang oleh Waktu

Tahu Sumedang adalah oleh-oleh legendaris yang sudah sangat dikenal di seluruh Indonesia. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang kenyal, membuat tahu ini cocok untuk dijadikan camilan saat Lebaran atau oleh-oleh untuk keluarga. Tahu Sumedang dibuat dengan cara tradisional dan menggunakan bahan baku lokal yang berkualitas.

Selain di Sumedang, tahu ini juga bisa ditemukan di berbagai daerah di Jawa Barat, namun yang asli tetap berasal dari kota ini. Tahu Sumedang memiliki rasa yang unik, dengan kombinasi tepung yang renyah di luar dan isian tahu yang lembut di dalam. Saat Lebaran, banyak orang yang mencari tahu Sumedang sebagai camilan pelengkap acara keluarga.

Kini, tahu Sumedang hadir dalam berbagai varian, seperti tahu goreng dan tahu isi, untuk memberikan variasi rasa bagi para pecinta camilan ini.

4. Salak Bongkok: Buah Salak Unik yang Hanya Ada di Sumedang

Salak Bongkok merupakan buah salak khas Sumedang yang memiliki bentuk lebih besar dan tekstur lebih renyah dibandingkan salak pada umumnya. Buah ini memiliki rasa manis dan sedikit asam yang menyegarkan, cocok dijadikan oleh-oleh untuk keluarga setelah Lebaran. Salak Bongkok juga memiliki ciri khas dengan kulit yang tebal dan agak berbulu.

Salak Bongkok biasanya dijual dalam bentuk kemasan plastik atau dalam bentuk segar yang bisa langsung dinikmati. Meskipun sulit ditemukan di luar Sumedang, salak Bongkok cukup populer di kalangan wisatawan yang berkunjung ke daerah ini.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

KUBET – 10 Aktivitas Permainan Menyenangkan untuk Keluarga di Lebaran

10 Aktivitas Permainan Menyenangkan untuk Keluarga di Lebaran

Tips agar Permainan Makin Seru

Kapanlagi.com – Lebaran tidak hanya menjadi momen untuk beribadah dan bersilaturahmi, tetapi juga kesempatan berkumpul bersama keluarga besar. Setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh, kebersamaan dengan keluarga menjadi hal yang dinantikan. Namun, sering kali acara kumpul keluarga terasa monoton dan kurang interaktif.

Agar suasana lebih meriah, berbagai permainan seru bisa menjadi solusi untuk mencairkan suasana. Permainan ini tidak hanya membuat kebersamaan lebih menyenangkan, tetapi juga dapat mempererat hubungan antaranggota keluarga. Mulai dari permainan tradisional hingga permainan yang sedang tren, semua bisa dilakukan dengan mudah tanpa perlu peralatan khusus.

Lantas, permainan apa saja yang bisa dicoba saat Lebaran? Berikut ini adalah 10 rekomendasi permainan seru yang bisa dimainkan bersama keluarga saat momen spesial ini.

1. Permainan Klasik yang Tak Pernah Lekang oleh Waktu

1. Tebak Kata/Gambar.

Permainan klasik yang sangat mudah dimainkan oleh semua anggota keluarga. Satu orang memberikan petunjuk tanpa menyebutkan kata atau gambar yang harus ditebak, sementara yang lain berusaha menebak. Untuk menambah keseruan, bisa juga menggunakan kartu khusus atau mengingat kembali foto-foto masa lalu keluarga.

2. Werewolf (Manusia Serigala)

Permainan peran ini sangat seru dan menegangkan. Pemain dibagi menjadi tiga kelompok: moderator, manusia serigala, dan manusia biasa. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi siapa manusia serigala di antara mereka. Cocok untuk remaja dan dewasa, permainan ini bisa memicu banyak tawa dan diskusi menarik.

3. Monopoli

Salah satu permainan papan yang mengajarkan strategi dan manajemen keuangan. Pemain akan membeli, menyewa, atau menukar properti untuk menguasai papan. Meskipun bisa dimainkan oleh segala usia, anak-anak yang lebih besar biasanya lebih mudah memahami aturan permainan ini.

4. Scrabble atau Teka-Teki Silang

Pemain menyusun kata dari huruf-huruf yang tersedia untuk mendapatkan poin. Permainan ini cocok untuk anak-anak yang sudah bisa membaca dan menulis serta orang dewasa.

5. UNO

Mudah dipelajari dan dimainkan dengan cepat, tujuannya adalah menjadi pemain pertama yang menghabiskan semua kartu. Permainan ini sangat cocok untuk segala usia.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Permainan Interaktif yang Menghibur

6. Truth or Dare (Jujur atau Berani)

Cara yang menyenangkan untuk mengenal anggota keluarga lebih dekat. Pemain memilih antara menjawab pertanyaan jujur atau melakukan tantangan. Pastikan tantangan yang diberikan aman dan menyenangkan agar semua orang bisa terlibat.

7. Tebak Isi Amplop THR

Permainan unik ini memanfaatkan tradisi Lebaran dengan mengisi amplop THR dengan pertanyaan atau tantangan kecil, dan pemain menebak isinya. Ini bisa menjadi cara yang lucu untuk berbagi tawa.

8. Tebak Kue Lebaran

Permainan tebak-tebakan bertemakan makanan Lebaran. Siapkan berbagai macam kue Lebaran, dan biarkan pemain menebak nama kue tersebut. Ini bisa menjadi momen nostalgia sekaligus menyenangkan.

Permainan Kreatif dan Menghibur

9. Lagu dan Pantun

Permainan ini melibatkan nyanyian dan pantun, bisa berupa melanjutkan lirik lagu atau membuat pantun bertema Lebaran. Cocok untuk semua usia, terutama bagi yang menyukai musik dan sastra.

10. Pantomim

Permainan yang menguji kemampuan ekspresi non-verbal. Pemain memeragakan kata atau frasa tanpa berbicara, sementara yang lain menebak. Tema Lebaran bisa digunakan, seperti ‘makan ketupat’ atau ‘sholat Idul Fitri’.

3. Tips agar Permainan Makin Seru

Untuk menambah keseruan, ada beberapa tips tambahan yang perlu diperhatikan. Pertama, sesuaikan permainan dengan usia dan minat anggota keluarga. Siapkan hadiah kecil untuk menambah semangat. Yang terpenting, pastikan suasana tetap santai dan menyenangkan, serta utamakan kebersamaan dan interaksi antar anggota keluarga.

Dengan berbagai pilihan permainan di atas, diharapkan Lebaran Anda akan dipenuhi dengan keceriaan dan kebersamaan bersama keluarga tercinta. Selamat berlebaran!


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

KUBET – Qadha Puasa Ramadan dan Syawal: Mana yang Dikerjakan Terlebih Dahulu?

Qadha Puasa Ramadan dan Syawal: Mana yang Dikerjakan Terlebih Dahulu?

Qadha puasa Ramadan atau puasa Syawal dulu? ini penjelasan lengkapnya.

Kapanlagi.com – Setelah menjalani ibadah puasa Ramadan, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal. Puasa ini memiliki keutamaan besar, yaitu mendapatkan pahala seperti berpuasa setahun penuh. Namun, bagi mereka yang memiliki utang puasa Ramadan karena alasan tertentu, seperti sakit atau haid, muncul pertanyaan: Mana yang harus didahulukan, membayar qadha puasa atau langsung menjalankan puasa Syawal?

Dalam Islam, ada dua jenis ibadah puasa yang harus dipertimbangkan: puasa wajib (qadha Ramadan) dan puasa sunnah (Syawal). Beberapa ulama menekankan bahwa kewajiban harus lebih diutamakan daripada ibadah sunnah, sementara yang lain memberikan kelonggaran dalam pelaksanaannya. Lalu, bagaimana pandangan ulama terkait hal ini?

Berikut adalah penjelasan mengenai pilihan yang bisa diambil berdasarkan berbagai sumber.

1. Pandangan Quraish Shihab: Dahulukan Qadha karena Wajib

Menurut Prof. Quraish Shihab, seseorang yang masih memiliki utang puasa Ramadan sebaiknya mendahulukan qadha sebelum menjalankan puasa Syawal. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa kewajiban lebih diutamakan dibandingkan amalan sunnah.Dalam bukunya Panduan Puasa bersama Quraish Shihab, beliau menjelaskan:

“Sebaiknya mendahulukan qadha (membayar utang) karena hukumnya wajib, setelah itu baru yang sunnah.”

Lebih lanjut, beliau menegaskan bahwa meskipun puasa Syawal memiliki keutamaan besar, puasa ini dapat dilakukan kapan saja selama bulan Syawal, tidak harus langsung setelah Idul Fitri. Artinya, seseorang masih memiliki cukup waktu untuk menyelesaikan qadha puasa terlebih dahulu sebelum mengejar puasa Syawal.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Pendapat Ulama: Boleh Mendahulukan Puasa Syawal

Sebagian ulama berpendapat bahwa puasa Syawal boleh didahulukan, meskipun seseorang masih memiliki utang puasa Ramadan. Pendapat ini didasarkan pada fakta bahwa qadha puasa Ramadan memiliki waktu yang luas, yaitu hingga sebelum Ramadan tahun berikutnya. Ada dua alasan utama mengapa puasa Syawal boleh didahulukan:

  1. Waktu pelaksanaan puasa qadha lebih fleksibel (bisa dilakukan kapan saja sebelum Ramadan berikutnya).
  2. Puasa Syawal memiliki waktu terbatas, hanya bisa dilakukan di bulan Syawal.

Bagi mereka yang khawatir tidak sempat menjalankan puasa Syawal karena kesibukan atau alasan tertentu, maka boleh mendahulukan puasa Syawal, asalkan tetap menyelesaikan qadha sebelum Ramadan berikutnya.

3. Menggabungkan Niat Qadha dan Puasa Syawal

Ada juga pendapat yang membolehkan menggabungkan niat qadha puasa Ramadan dengan puasa Syawal. Dengan kata lain, seseorang bisa menjalankan puasa qadha di bulan Syawal dan tetap mendapatkan pahala seperti puasa Syawal.

Namun, sebagian ulama menilai bahwa menggabungkan niat ini tidak bisa memberikan keutamaan puasa Syawal secara penuh, karena hadits yang menyebutkan pahala puasa setahun penuh berkaitan dengan puasa Syawal yang dikerjakan setelah Ramadan secara sempurna.

Oleh karena itu, bagi yang mampu, lebih baik memisahkan antara puasa qadha dan puasa Syawal agar mendapatkan keutamaan dari kedua ibadah ini.

4. Mana yang Harus Didahulukan?

Berdasarkan berbagai pandangan ulama, ada tiga pilihan utama dalam menjalankan puasa qadha dan Syawal:

  1. Mendahulukan qadha puasa Ramadan, karena itu merupakan kewajiban yang harus diselesaikan terlebih dahulu.
  2. Mendahulukan puasa Syawal, jika dikhawatirkan tidak sempat menjalankannya dalam bulan Syawal, dengan catatan tetap menyelesaikan qadha sebelum Ramadan berikutnya.
  3. Menggabungkan niat qadha dan puasa Syawal, meskipun ada perbedaan pendapat mengenai apakah ini bisa mendapatkan keutamaan penuh dari puasa Syawal.

Bagi yang ingin memastikan mendapatkan pahala penuh dari kedua puasa ini, disarankan untuk menyelesaikan qadha terlebih dahulu, lalu melanjutkan dengan puasa Syawal.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

KUBET – Fidyah Puasa, Panduan Lengkap Hukum dan Cara Pembayarannya yang Wajib Anda Ketahui!

Fidyah Puasa, Panduan Lengkap Hukum dan Cara Pembayarannya yang Wajib Anda Ketahui!

Ilustrasi membayar zakat (hak cipta/Canva)

Kapanlagi.com – Bulan Ramadan telah tiba, membawa berkah dan kesempatan untuk beribadah. Namun, ada kalanya kita dihadapkan pada keadaan yang membuat kita tidak dapat menjalankan puasa, seperti sakit, usia lanjut, atau perjalanan jauh.

Dalam ajaran Islam, ada solusi yang dikenal dengan nama fidyah puasa, yaitu pembayaran pengganti bagi mereka yang tidak dapat berpuasa. Fidyah puasa menjadi kewajiban bagi mereka yang memiliki alasan syar’i untuk meninggalkan puasa Ramadan.

Ketua Baznas Bali, Yunus Niam, menegaskan hal ini dalam pernyataannya, “Fidyah merupakan kewajiban bagi mereka yang memiliki alasan syar’i untuk meninggalkan puasa Ramadan,” seperti yang dilansir dari laman resmi Baznas.

Pembayaran fidyah bertujuan untuk menebus kewajiban puasa yang terlewat dengan memberi makan kepada fakir miskin. Ada dua cara untuk melaksanakan fidyah puasa: bisa berupa uang atau makanan pokok seperti beras.

Untuk lebih memahami hukum fidyah puasa dan cara pelaksanaannya, Liputan6.com telah merangkum informasi penting dari berbagai sumber. Simak ulasan lengkapnya yang akan membantu Anda menjalani Ramadan dengan penuh makna, meski dalam kondisi yang terbatas.

1. Hukum dan Ketentuan Fidyah Puasa

Fidyah puasa merupakan kewajiban bagi mereka yang tidak mampu menjalankan ibadah puasa karena alasan tertentu, sebagaimana diungkapkan dalam Al-Quran: “Barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan, maka wajib baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkan pada hari-hari yang lain. Bagi mereka yang kesulitan menjalankan puasa, diwajibkan untuk membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin.” (Q.S. Al Baqarah: 184).

Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai besaran fidyah menurut Imam Malik dan Imam As-Syafi’i, fidyah yang dibayarkan adalah 1 mud gandum, sedangkan ulama Hanafiyah menetapkan 2 mud atau setara 1,5 kg. Fidyah juga bisa dibayarkan dalam bentuk uang, dengan nilai yang ditetapkan berdasarkan harga makanan pokok.

Di Jakarta dan sekitarnya, SK Ketua BAZNAS menetapkan fidyah dalam bentuk uang sebesar Rp60.000 per hari per jiwa.

Memahami ketentuan ini sangat penting agar kita dapat melaksanakan kewajiban fidyah dengan tepat sesuai dengan mazhab yang dianut.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Golongan yang Boleh Membayar Fidyah

Tidak semua orang yang tidak berpuasa di bulan Ramadan diperkenankan untuk membayar fidyah, hanya golongan tertentu yang memenuhi syarat.

Misalnya, orang tua yang sudah renta dan tak mampu berpuasa karena kondisi fisik, pasien dengan penyakit parah yang sulit sembuh, serta ibu hamil atau menyusui yang khawatir akan kesehatan diri atau bayinya tentu dengan rekomendasi dokter dapat mengambil jalan fidyah.

Juga, mereka yang sedang dalam perjalanan jauh yang menyulitkan untuk menjalankan ibadah puasa.

Bagi mereka yang termasuk dalam kategori ini, fidyah menjadi solusi untuk memenuhi kewajiban puasa yang terlewat. Namun, sangat penting untuk memastikan bahwa alasan tidak berpuasa tersebut sesuai dengan syariat.

Sementara itu, bagi mereka yang sengaja meninggalkan puasa tanpa alasan yang sah, tetap diwajibkan untuk mengganti puasa (qadha) setelah bulan Ramadan, karena pembayaran fidyah tidak dapat menggantikan kewajiban tersebut.

3. Cara Membayar Fidyah Puasa

Setelah menghitung berapa banyak hari puasa yang terlewat dan nilai fidyah yang harus dibayarkan, saatnya melangkah untuk memenuhi kewajiban ini. Pertama-tama, seorang Muslim perlu memastikan jumlah hari puasa yang ditinggalkan agar dapat mengakumulasi fidyah dengan tepat.

Jika Anda merasa tidak akan mampu berpuasa saat Ramadan tiba, ada baiknya membayar fidyah sebelum bulan suci tersebut, seperti yang dianjurkan dalam mazhab Hanafi, terutama bagi mereka yang sudah lanjut usia atau memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Namun, berbeda dengan mazhab Syafi’i yang mengharuskan pembayaran fidyah dilakukan selama bulan Ramadan. Sebelum melakukan pembayaran, jangan lupa untuk mengucapkan niat fidyah dengan tulus, sesuai dengan kondisi masing-masing, baik itu untuk diri sendiri atau sebagai ahli waris.

Setelah fidyah dibayarkan, Anda akan menerima bukti pelunasan, di mana penerima akan membacakan doa agar amal ini diterima oleh Allah SWT dan menjadi berkah bagi semua.

4. Batas Akhir Pembayaran Fidyah

Fidyah, sebagai bentuk kepedulian bagi yang tidak dapat berpuasa, memiliki fleksibilitas dalam waktu pembayarannya. Meskipun tidak ada tenggat waktu yang ketat, disarankan untuk segera melunasinya setelah Ramadan berakhir agar bantuan dapat langsung dirasakan oleh yang membutuhkan.

Menurut informasi dari Baznas, Anda bisa membayar fidyah kapan saja sebelum Ramadan berikutnya, asalkan sudah tidak berpuasa. Ada beberapa cara untuk membayar fidyah: pertama, Anda bisa membayarnya sekaligus untuk seluruh hari yang ditinggalkan, misalnya 30 porsi untuk 30 orang fakir miskin.

Kedua, jika merasa berat, Anda bisa membayar fidyah setiap hari selama bulan Ramadan, memberikan satu porsi untuk satu orang. Terakhir, Anda juga bisa melunasi fidyah setelah Ramadan selesai, sesuai dengan ajaran dalam Al-Qur’an yang menekankan bahwa waktu pembayaran fidyah tidak dibatasi.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

KUBET – Mengenal Lebih Dekat, Penyebab dan Gejala Awal Kanker Payudara yang Perlu Anda Waspadai!

Mengenal Lebih Dekat, Penyebab dan Gejala Awal Kanker Payudara yang Perlu Anda Waspadai!

Ilustrasi kanker. (hak cipta/Canva)

Kapanlagi.com – Kanker payudara adalah penyakit serius yang ditandai oleh pertumbuhan sel abnormal di jaringan payudara, termasuk saluran air susu dan kelenjar penghasil susu, dan merupakan salah satu jenis kanker paling umum di kalangan wanita, meskipun pria juga dapat terpengaruh meski dalam jumlah yang jauh lebih kecil.

Deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan, mengingat penyebab pasti kanker ini masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalaminya, seperti mutasi genetik, riwayat keluarga, paparan hormon estrogen, gaya hidup tidak sehat, dan riwayat kanker sebelumnya.

Gejala awal sering kali tidak terlihat, namun tanda-tanda seperti benjolan keras di payudara atau ketiak, perubahan bentuk payudara, serta perubahan pada kulit dan keluarnya cairan dari puting harus diwaspadai dan segera dikonsultasikan ke dokter.

Kewaspadaan dan pemeriksaan rutin sangat penting untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kesadaran akan kanker payudara.

1. Faktor Risiko Kanker Payudara

Kanker payudara, salah satu ancaman kesehatan yang paling mengkhawatirkan, dipengaruhi oleh berbagai faktor yang perlu kita waspadai. Pertama-tama, genetik berperan besar mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 dapat secara signifikan meningkatkan risiko, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara.

Selain itu, paparan hormon estrogen dalam jangka panjang, yang bisa disebabkan oleh menstruasi yang datang lebih awal, menopause yang terlambat, atau penggunaan terapi penggantian hormon, juga menambah peluang terjadinya penyakit ini.

Tak kalah penting, gaya hidup kita sehari-hari seperti obesitas, konsumsi alkohol berlebihan, merokok, dan pola makan yang tidak sehat berkontribusi pada peningkatan risiko.

Dan seiring bertambahnya usia, terutama setelah menopause, kewaspadaan menjadi kunci, terutama bagi wanita di atas 50 tahun yang harus rutin memeriksakan kesehatan payudara mereka.

Dengan memahami semua faktor ini, kita bisa lebih proaktif dalam menjaga kesehatan dan mengurangi risiko kanker payudara.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Gejala Awal Kanker Payudara: Waspadai Perubahan di Tubuh

Meskipun banyak kasus kanker payudara pada tahap awal tidak menunjukkan gejala, ada beberapa perubahan pada payudara yang sebaiknya tidak diabaikan. Salah satu tanda paling umum adalah munculnya benjolan keras di payudara atau ketiak yang tidak menimbulkan rasa sakit dan memiliki tepi yang tidak rata.

Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua benjolan berarti kanker. Selain itu, perubahan bentuk atau ukuran payudara, seperti pembesaran mendadak atau asimetri yang mencolok, juga patut dicurigai. Perhatikan pula kondisi kulit payudara yang mungkin tampak kemerahan, menebal, berkerut, atau menyerupai kulit jeruk.

Keluarnya cairan dari puting, baik yang jernih, kekuningan, atau berdarah, juga perlu diwaspadai, terutama jika terjadi tanpa sebab yang jelas. Gejala lain yang perlu diperhatikan adalah puting yang tertarik ke dalam atau nyeri payudara yang menetap tanpa alasan yang jelas.

Jika Anda mengalami salah satu gejala tersebut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Deteksi dini melalui pemeriksaan seperti mamografi atau USG payudara sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan.

Ingatlah untuk melakukan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) secara rutin dan selalu konsultasikan dengan tenaga medis profesional untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

KUBET – 38 Ucapan Lebaran Bahasa Jawa Halus Krama Inggil, Ungkapan yang Sarat Makna

38 Ucapan Lebaran Bahasa Jawa Halus Krama Inggil, Ungkapan yang Sarat Makna

Ucapan lebaran bahasa Jawa Halus Kromo Inggil (credit: Ilustrasi dibuat AI)

Kapanlagi.com – Bahasa yang digunakan dalam menyampaikan permohonan maaf bukan hanya sekadar rangkaian kata, tetapi juga cerminan dari ketulusan hati. Salah satunya menggunakan ucapan lebaran bahasa Jawa halus krama inggil.

Dalam budaya Jawa, kelembutan dan kesantunan dalam bertutur sangat dijunjung tinggi. Bahasa Jawa Halus Krama Inggil bukan sekadar sarana komunikasi, tetapi juga warisan yang mengajarkan penghormatan, kesopanan, dan makna dalam setiap kata.

Di tahun 2025 ini, kamu dapat menjadikan setiap ucapan Lebaran lebih dari sekadar tradisi melainkan juga penuh dengan makna. Berikut ucapan lebaran bahasa Jawa halus krama inggil yang sarat akan makna, tetapi sebuah doa yang menyentuh hati, sebuah permohonan maaf yang begitu indah.

1. Ucapan Lebaran Bahasa Jawa Halus Krama Inggil Untuk Orang Tua

Tak ada yang lebih berharga dari doa orang tua. Di hari yang fitri ini, mengirimkan ucapan dalam bahasa yang lembut dan penuh penghormatan bisa menjadi cara terbaik untuk menunjukkan rasa kasih sayang kita kepada kedua orang tua. Jika sedang mencari referensi ucapan lebaran bahasa Jawa halus krama inggil, berikut ini referensinya.

“Kulo ngaturaken sugeng riyadi (Bapak/Ibu), sedoyo kalepatan kulo nyuwun pangapunten ingkang disengojo utawi mboten disengojo, mugi saget lebur ing dinten riyoyo meniki. Nyuwun dungo lan pangestunipun kagem kulo.”

Artinya: Saya mengucapkan memohon maaf (Bapak/Ibu), segala kesalahan saya mohon diampuni, baik yang disengaja ataupun tidak disengaja, semoga dapat hilang di hari raya Idul Fitri ini. Mohon doa dan restunya untuk saya.

Selain itu, terdapat beberapa referensi lain untuk ucapan lebaran bahasa Jawa halus krama inggil untuk orang tua sebagai berikut:

1. “Kawula nyuwun agunging pangapunten sedanten kalepatan kulo. Ngaturaken sugeng riyadi kagem Bapak lan Ibu sak keluargo, mugi tansah sehat lan sentoso.”

2. “Dinten meniko dinten bakdo riyadi, kula menawi gadah kalepatan ingkang disengojo lan mboten disengojo dumateng panjenengan sak keluargo, kula nyuwun agunging samudro pangaksami.”

3. “Ngaturaken wilujeng Idul Fitri, nyuwun agunging pangapunten, mugi kita kanugrahan jatining fitrah saking Gusti Ingkang Moho Pemurah.”

4. “Mugi-mugi Gusti Allah tansah maringi berkah dhateng panjenengan, Bapak lan Ibu, mugi pinaringan panjang yuswa saha kasehatan.”

5. “Kawula ngaturaken sugeng riyadi, mugi panjenengan tansah pinaringan rahayu, rejeki ingkang lancar, lan berkah.”

6. “Ngaturaken sembah pangabekti kawula, nyuwun pangapunten dumateng panjenengan sedaya.”

7. “Mugi-mugi berkah lan rahmat saking Gusti Allah tansah nyukupi dhateng panjenengan, Bapak lan Ibu.”

8. “Dumateng Bapak lan Ibu, kula nyuwun pangapunten sedaya lepat, mugi tansah pinaringan keberkahan.”

9. “Sugeng Idul Fitri, mugi Allah tansah maringi rejeki ingkang halal lan berkah kagem panjenengan.”


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Ucapan Lebaran Bahasa Jawa Halus Krama Inggil Untuk Saudara

Lebaran juga menjadi momen bagi keluarga untuk saling memaafkan. Bahasa yang lembut dan sopan akan membuat suasana semakin penuh kehangatan. Salah satunya ucapan lebaran bahasa Jawa halus krama inggil untuk saudara. Berikut beberapa referensi ucapan lebaran bahasa Jawa halus krama inggil untuk saudara.

1. “Kulo ngaturaken sugeng riyadi (Pakde/Bude/Kakak), sedoyo kalepatan kulo nyuwun pangapunten ingkang disengojo utawi mboten disengojo, mugi saget lebur ing dinten riyoyo meniki. Nyuwun dungo lan pangestunipun kagem kulo”

2. “Sucining ati, tumatining laku. Ngaturaken sugeng riyadi. Mbok bilih wonten kalepatan, nyuwun agunging samudro pangaksami.”

3. “Mugi-mugi barokah ing dinten riyoyo punika, mugi kito tansah ginanjar rejeki, sehat, lan berkah saking Gusti Allah.”

4. “Nyuwun pangapunten sedoyo kalepatan kulo, mugi kita tansah dipun berkahi saking Gusti Allah.”

5. “Sedaya kalepatan kulo, kula nyuwun agunging pangapunten.”

6. “Mugi silaturahmi kita tansah langgeng lan berkah.”

7. “Sugeng Idul Fitri, nyuwun pangapunten lan mugi-mugi berkah tansah ngancani kita sedaya.”

8. “Kula nyuwun pangapunten ingkang tanpa upami.”

9. “Ngaturaken sembah pangabekti, nyuwun pangapunten sedaya kalepatan.”

3. Ucapan Lebaran Bahasa Jawa Pantun

Ucapan lebaran bahasa Jawa menggunakan pantun dapat menjadi referensi untuk memberi kartu lebaran dengan cara berbeda. Menyampaikan ucapan Lebaran dengan pantun Jawa ini bisa menjadi cara yang lebih santai untuk dikirimkan kepada orang terdekat.

1. “Numpak pajero sopire lemu. Luputku marang awakmu jero, monggo dipendem nganggo pangapuramu.Taqabalallahu minna wa minkum. Selamat Hari Raya Idul Fitri.”

2. “Pitik kate rupane putih, pitik alas rupane coklat. Idul Fitri ati menungso bali putih, hawa lan nafsu dikendali kanthi tobat.”

3. “Madang sate ojo sak sunduk e. Madang rawon ojo nyakot kemiri. Sakmeniko sampun telas puosone. Sugeng Riyoyo Idul Fitri. Tumbas merico endog asin. Saya sekeluarga nyuwun ngapuro lahir batin.”

4. “Cangkem iki sering nggedabrus, utek iki sering mikir sing elek. Minal aidzin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin.”

5. “Kupat kecemplung santen, sedoyo lepat nyuwun pangapunten.”

6. “Mulad Sarira Hangrasa Wani. Wani ngakoni kalemahan diri. Sugeng Riyadi Idul Fitri. Sedaya kelepatan nyuwun agunging pangaksami.”

7. “Adol kupat neng ngisor gapuro. Menawi lepat kulo nyuwun agenging pangapuro.”

8. “Mbah Marijan iku pancen roso, jare wingi ketiban kelopo tapi yo tetep ora popo. Senajan riyoyo isih kurang sedino, sedoyo lepat lan salah kawulo nyuwun ngapuro.”

4. Ucapan Lebaran Bahasa Jawa Singkat

Terkadang, dalam kesederhanaan ada keindahan. Berikut beberapa ucapan Lebaran dalam bahasa Jawa yang singkat tetapi tetap penuh makna.

1. “Sugeng riyadi! Semoga silaturahmi kita tetap terjaga.”

2. “Ngaturaken pangapunten ingkang tanpa wates.”

3. “Mugo-mugo kesalahan kula saged dipun pangapura.”

4. “Kula nyuwun pangapunten sedaya kalepatan.”

5. “Mugi-mugi berkah tansah lumantar dhateng panjenengan.”

6. “Ngaturaken sembah pangabekti, nyuwun pangapunten sedaya kalepatan.”

7. “Minal Aidin wal Faizin, nyuwun pangapunten lahir batin.”

8. “Sedoyo kalepatan kulo nyuwun pangapunten.”

9. “Ngirim katresnan lan pendonga kang becik kangge kulawarga sampeyan ing dino riyoyo iki. Sugeng Riyadi.”

10. “Nyuwun kanthi legawa, kula hangaturaken sugeng riyadi.”

11. “Ngaturaken sedoyo kelepatan, ingkang dalem panjenengan.”

Itulah ucapan lebaran bahasa Jawa halus krama inggil yang dapat menjadi referensi. Di tengah modernisasi dan arus globalisasi yang semakin pesat, menggunakan ucapan lebaran bahasa Jawa di atas juga dapat menjaga tradisi. Ikuti artikel lainnya seputar kata-kata ucapan hanya di Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

KUBET – Tanda Kiamat Kubra yang Sering Terabaikan, Padahal Menghampiri Kita Setiap Hari!

Tanda Kiamat Kubra yang Sering Terabaikan, Padahal Menghampiri Kita Setiap Hari!

Arti Mimpi Kiamat Menurut Islam (credit: unsplash)

Kapanlagi.com – Kiamat, sebuah konsep yang seringkali membuat kita merenung, terbagi menjadi dua kategori: kiamat sughra dan kiamat kubra. Kiamat sughra ditandai dengan peristiwa kematian, sementara kiamat kubra merupakan hancurnya seluruh alam semesta.

Sebelum kita menghadapi momen yang menggetarkan ini, akan ada tanda-tanda yang muncul sebagai peringatan bagi umat manusia. Tanda-tanda ini seharusnya menjadi pengingat bagi kita untuk mempersiapkan bekal di hari yang akan datang.

Menariknya, ada banyak tanda-tanda kiamat yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, namun kita sering kali tidak menyadari bahwa waktu menuju kiamat semakin mendekat. Lalu, tanda-tanda apa saja yang kerap muncul dan mungkin terlewatkan oleh perhatian kita?

Mari kita simak pembahasan berikut ini untuk menemukan jawabannya, dilansir Kapanlagi.com dari berbagai sumber, Selasa (1/4/2025).

1. Tanda Kiamat

Menurut desakarangmojo.gunungkidulkab.go.id, tanda-tanda kiamat semakin nyata di depan mata kita, meskipun beberapa di antaranya, seperti matahari terbit dari barat, belum muncul.

Di tengah maraknya fitnah dan dusta, kita juga merasakan perputaran waktu yang semakin cepat.

Seolah-olah hari-hari berlalu dalam sekejap apa yang dulunya bisa kita selesaikan dalam sehari kini terasa mustahil.

Rasulullah SAW telah mengingatkan bahwa waktu akan terasa pendek, di mana setahun bisa terasa seperti sebulan, dan satu jam hanya secepat kilatan api.

Ironisnya, banyak dari kita yang tidak menyadari hal ini, terjebak dalam kesibukan dan hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari, tanpa menyadari bahwa kita tengah menghadapi salah satu tanda besar menjelang kiamat.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Tidak Menyadari kalau Itu Tanda Kiamat

Waktu seakan melesat tanpa kita sadari, dan bagi kita yang beriman, ini adalah sinyal akan datangnya kiamat.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering terjebak dalam rutinitas duniawi, padahal cepatnya perputaran waktu mengingatkan kita bahwa usia kita di dunia ini semakin menipis.

Mari kita tingkatkan iman dan takwa, serta senantiasa mengingat kematian, karena hanya orang-orang yang beriman yang mampu melihat tanda-tanda kiamat dengan jelas.

Sisa waktu yang kita miliki sebaiknya dimanfaatkan untuk bertobat dan melakukan amal kebaikan, sebelum datangnya kiamat sugra maupun kubra.

Seperti yang diingatkan dalam Al-Qur’an, saat tanda-tanda Tuhan datang, tidak ada lagi gunanya iman bagi mereka yang belum beriman sebelumnya.

Jadi, mari kita siapkan diri dan menunggu dengan penuh harapan, sembari berusaha sebaik mungkin. Wallahu’alam.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)