
Politikus PPP Djan Faridz (Foto: Liputan6.com/Lizsa Egehem)
Kapanlagi.com – Nama Djan Faridz kembali menjadi sorotan publik setelah rumahnya di kawasan elite Menteng, Jakarta Pusat, digeledah oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu malam, 22 Januari 2025. Penggeledahan ini berkaitan dengan dugaan keterlibatannya dalam kasus suap Harun Masiku, yang hingga kini masih menjadi buronan internasional.
Sebagai seorang politikus dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di era Presiden Jokowi, Djan Faridz telah lama dikenal oleh masyarakat. Namun, perjalanan kariernya tidak lepas dari berbagai kontroversi yang mengguncang.
Rekam jejak Djan tidak hanya melibatkan dunia politik, tetapi juga bisnis yang sering kali menuai kritik. Dari proyek renovasi pasar Tanah Abang yang penuh polemik hingga keterlibatannya dalam pengelolaan Buddha Bar yang memicu protes dari umat Buddha, ia kerap menjadi pusat perhatian. Ditambah lagi, dualisme kepemimpinan di tubuh PPP semakin memperkuat citranya sebagai sosok yang sering terjebak dalam konflik.
Advertisement
Sejak awal 2000-an, Djan Faridz sudah disorot karena tuduhan korupsi, dan kritik tajamnya terhadap mantan Menteri Agama Lukmah Hakim Saifuddin mengenai toleransi selama Ramadan juga menambah daftar panjang kontroversinya. Dirangkum Kapanlagi.com dari berbagai sumber pada Kamis (23/1/2025), berikut sederet kontroversial Djan Faridz.
1. Tudingan Korupsi di Awal 2000-an
Pada tahun 2000, nama Djan Faridz mencuat dalam laporan Indonesia Corruption Watch (ICW) terkait dugaan korupsi dalam proyek pembangunan listrik, meski isu tersebut tak berlanjut ke ranah hukum. Namun, ini hanyalah permulaan dari serangkaian kontroversi yang mengikutinya.
Tak lama berselang, pada 2004, ia kembali menjadi sorotan dalam polemik renovasi pasar tekstil Tanah Abang. Keputusan yang diambilnya saat itu menuai kritik tajam karena dianggap merugikan pedagang kecil. Meski demikian, Djan Faridz bersikeras bahwa proyek tersebut bertujuan untuk membawa pasar tradisional ke era modern.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
2. Kasus Buddha Bar dan Polemik Simbol Agama
Pada tahun 2009, Djan Faridz kembali mencuri perhatian publik ketika pengelolaan tempat hiburan miliknya, Buddha Bar, memicu gelombang protes dari umat Buddha. Mereka menganggap tempat tersebut merendahkan simbol-simbol suci agama mereka, yang kemudian melahirkan Forum Anti Buddha Bar (FABB).
Setelah melalui serangkaian negosiasi yang menegangkan, Djan Faridz akhirnya sepakat untuk mengganti nama tempat hiburannya demi menjaga kerukunan antar umat beragama. Kasus ini pun menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya sensitivitas terhadap simbol-simbol agama dalam dunia bisnis hiburan yang kian berkembang.
Advertisement
3. Kritik terhadap Mantan Menteri Agama Lukman Hakim
Sebagai sosok sentral dalam PPP, Djan Faridz tak ragu untuk melontarkan kritik pedas terhadap kebijakan pemerintah, termasuk pernyataan mantan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, yang mencuat pada tahun 2015.
Salah satu sorotan tajamnya tertuju pada pandangan Lukman tentang toleransi selama Ramadan, yang dianggapnya bertentangan dengan prinsip-prinsip PPP.
Kritik ini memicu perdebatan hangat di kalangan publik, di mana ada yang membela pendapat Menag dan ada pula yang menilai sikap tersebut sebagai langkah yang kurang bijak.
4. Dualisme PPP: Konflik Kepemimpinan yang Berlarut
Djan Faridz, yang terpilih sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 2014 melalui Muktamar Jakarta, mendapati dirinya terjebak dalam pusaran konflik internal yang berkepanjangan, karena Romahurmuziy, atau akrab disapa Rommy, juga terpilih sebagai ketua umum dalam Muktamar Surabaya yang lebih awal.
Ketegangan ini berlanjut hingga 2016, ketika Kementerian Hukum dan HAM menetapkan hasil Muktamar Bandung sebagai yang resmi, meski kubu Djan Faridz terus berjuang di jalur hukum hingga akhirnya menyerah pada 2018.
Pertikaian ini tidak hanya mengguncang internal partai, tetapi juga mengubah posisi PPP dalam kancah politik nasional, memaksa Djan Faridz untuk mengundurkan diri dan memberikan tongkat estafet kepemimpinan kepada Humprey Djemat, menjadikan konflik ini sebagai babak penting dalam kisah perjalanan politiknya.
5. Penggeledahan Rumah oleh KPK: Kasus Harun Masiku
Pada 22 Januari 2025, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penggeledahan di kediaman Djan Faridz, dalam upaya mengungkap kasus suap yang melibatkan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI periode 2019-2024, yang juga menyeret nama buronan Harun Masiku.
Dalam aksi tersebut, KPK membawa serta tiga koper berisi barang bukti krusial, meskipun Djan Faridz belum ditetapkan sebagai tersangka resmi. Namun, namanya kini menjadi sorotan publik, seiring dengan ketidakpastian penangkapan Harun Masiku yang masih berkeliaran.
Tindakan KPK ini semakin menegaskan komitmen mereka dalam memberantas korupsi yang telah mencemari wajah demokrasi Indonesia, sementara Djan Faridz masih memilih untuk bungkam mengenai penggeledahan yang mengundang banyak pertanyaan ini.
6. Apa hubungan Djan Faridz dengan kasus Harun Masiku?
Penggeledahan rumah Djan Faridz oleh KPK diduga terkait aliran dana dalam kasus suap Harun Masiku.
7. Mengapa Djan Faridz kontroversial?
Djan Faridz dikenal karena keterlibatannya dalam konflik internal PPP, kasus Buddha Bar, dan tuduhan korupsi proyek listrik pada tahun 2000.
8. Apa hasil konflik dualisme PPP?
Konflik berakhir dengan mundurnya Djan Faridz sebagai Ketua Umum PPP pada 2018, yang mengakhiri dualisme kepemimpinan di partai tersebut.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)