KUBET – Ilmuwan Berpendapat Evolusi Telinga Manusia Bisa Jadi Berasal dari Insang Ikan Purba, Ini Penjelasannya

Ilmuwan Berpendapat Evolusi Telinga Manusia Bisa Jadi Berasal dari Insang Ikan Purba, Ini Penjelasannya

Ilustrasi telinga manusia (credit: pixabay/Anemone123)

Kapanlagi.com – Telinga manusia, dengan bentuknya yang unik dan menarik, telah lama menjadi misteri dalam dunia evolusi. Meskipun para ilmuwan telah menemukan bahwa telinga tengah manusia berasal dari tulang rahang ikan purba, asal-usul telinga luar masih menyimpan teka-teki yang belum terpecahkan. Namun, sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Nature kini memberikan pencerahan yang menarik.

Dipimpin oleh Gage Crump dari University of Southern California, studi ini mengungkapkan bahwa telinga luar manusia kemungkinan besar berevolusi dari insang ikan purba. “Saat kami memulai proyek ini, asal-usul evolusi telinga luar masih menjadi tanda tanya besar,” ungkap Crump, seperti yang dilansir dari livescience.com.

Penemuan ini menambah bab baru dalam cerita evolusi mamalia, menunjukkan bagaimana struktur yang dulunya berfungsi untuk pernapasan pada ikan bisa bertransformasi menjadi alat pendengaran yang khas pada manusia dan mamalia lainnya. Lalu, bagaimana para ilmuwan sampai pada kesimpulan ini? Berikut penelusurannya.

1. Jejak Evolusi: Dari Insang ke Telinga

Evolusi ternyata memiliki cara unik dalam mendaur ulang struktur lama untuk menciptakan fungsi baru yang menakjubkan. Seperti halnya tulang rahang ikan yang bertransformasi menjadi tulang pendengaran pada mamalia, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa telinga luar manusia memiliki jejak sejarah yang menghubungkannya dengan insang ikan purba.

Para ilmuwan menemukan bahwa tulang rawan elastis, yang membentuk telinga luar kita, juga terdapat pada insang beberapa spesies ikan, seperti ikan zebra dan salmon Atlantik. Menariknya, tulang rawan ini memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi dibandingkan jenis lainnya dan sebelumnya dianggap eksklusif bagi mamalia.

Temuan ini membuka pintu bagi pemahaman baru mengenai keterkaitan evolusioner antara insang ikan dan telinga luar manusia, meski para peneliti harus menghadapi tantangan dalam mencari bukti lebih lanjut, mengingat tulang rawan elastis ini sulit ditemukan dalam fosil.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Eksperimen Genetik: Menghubungkan Insang Ikan dan Telinga Mamalia

Dalam upaya menggali jejak evolusi yang sulit ditangkap melalui fosil, para peneliti berinovasi dengan pendekatan molekuler yang canggih. Mereka memanfaatkan elemen pengatur gen yang dikenal sebagai enhancer untuk mengungkap hubungan genetik antara insang ikan dan telinga luar manusia.

Dengan menyisipkan enhancer telinga manusia ke dalam genom ikan zebra, mereka menemukan bahwa elemen ini aktif di insang ikan, menandakan adanya ikatan leluhur yang kuat. Menariknya, saat enhancer insang ikan zebra dimasukkan ke dalam genom tikus, elemen tersebut justru aktif di telinga luar tikus.

Penjelasan Crump menegaskan bahwa temuan ini memberikan bukti yang meyakinkan bahwa elemen pengatur genetik yang awalnya berfungsi dalam pembentukan insang telah mengalami daur ulang dalam proses evolusi untuk menciptakan telinga luar mamalia.

3. Bukti dari Spesies Perantara: Amfibi dan Reptil

Para peneliti melakukan penelitian mendalam untuk mengungkap misteri transformasi insang menjadi telinga luar dengan menguji enhancer gen pada spesies perantara seperti katak dan kadal.

Hasilnya mengejutkan: pada fase evolusi amfibi, enhancer insang masih aktif di bagian insang, namun saat beralih ke reptil seperti kadal anole hijau, aktivitas gen ini mulai beralih ke kanal telinga.

Temuan ini mengindikasikan bahwa sekitar 315 juta tahun lalu, saat reptil mulai menguasai daratan, elemen genetik yang sebelumnya mengatur pembentukan insang perlahan-lahan bertransformasi menjadi struktur telinga. Proses evolusi ini terus berlanjut, menghasilkan telinga luar yang semakin kompleks pada mamalia.

4. Penemuan di Kepiting Tapal Kuda: Jejak Evolusi yang Lebih Dalam

Para ilmuwan terus menggali misteri kehidupan di lautan, dan penemuan terbaru mereka sungguh mengejutkan! Mereka menemukan bahwa kepiting tapal kuda, makhluk laut yang telah mengarungi samudera selama 400 juta tahun, memiliki enhancer genetik yang serupa dengan yang ditemukan pada ikan dan mamalia.

Ketika enhancer ini dimasukkan ke dalam ikan zebra, elemen tersebut aktif di insang ikan, mengisyaratkan bahwa struktur tulang rawan elastis mungkin sudah ada jauh sebelum vertebrata muncul.

Temuan ini menantang pemahaman kita tentang evolusi, membuka kemungkinan bahwa jejak asal-usul telinga manusia mungkin lebih dalam dan terhubung dengan nenek moyang laut yang lebih kuno dari yang pernah kita bayangkan.

5. Implikasi Penelitian: Memahami Evolusi Organ Tubuh

Temuan menarik ini tidak hanya mengungkap asal-usul telinga luar manusia, tetapi juga memperlihatkan bagaimana evolusi memanfaatkan kembali elemen genetik untuk menciptakan fungsi baru yang menakjubkan.

Proses serupa juga terlihat pada evolusi tulang pendengaran tengah, di mana tulang rahang ikan bertransformasi menjadi alat bantu pendengaran pada mamalia. Dengan menggali lebih dalam tentang bagaimana organ-organ seperti telinga berevolusi, para ilmuwan memperoleh wawasan berharga mengenai mekanisme dasar evolusi vertebrata.

Lebih jauh lagi, penelitian ini berpotensi membuka jalan bagi eksplorasi regenerasi tulang rawan manusia, yang sangat penting untuk berbagai fungsi tubuh. Memahami asal-usul tulang rawan elastis ini dapat menjadi kunci dalam pengembangan terapi regeneratif yang inovatif di masa depan.

6. FAQ

1. Apa yang menyebabkan telinga manusia berevolusi dari insang ikan?

Ilmuwan percaya bahwa elemen genetik yang mengontrol pertumbuhan insang didaur ulang oleh evolusi untuk membentuk struktur telinga luar pada mamalia.

2. Apakah semua mamalia memiliki telinga luar?

Ya, telinga luar adalah fitur unik mamalia yang membantu menangkap gelombang suara lebih efektif.

3. Bagaimana ilmuwan membuktikan teori ini?

Dengan eksperimen genetik menggunakan enhancer yang menunjukkan aktivitas genetik yang serupa antara insang ikan dan telinga luar manusia.

4. Apakah ada bukti fosil yang mendukung teori ini?

Tulang rawan elastis sulit diawetkan dalam fosil, sehingga bukti utama berasal dari analisis genetik dan molekuler.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *