
Film BUSINESS PROPOSAL versi Indonesia (IG/@falconpictures_)
Kapanlagi.com – Film “A Business Proposal” versi Indonesia yang ditunggu-tunggu akhirnya tayang pada 6 Februari 2025, namun sayangnya, sambutannya jauh dari yang diharapkan. Pada hari pertama penayangannya, film ini hanya berhasil menarik 6.900 penonton, angka yang sangat jauh jika dibandingkan dengan film lain yang rilis pada waktu yang sama, seperti “Petaka Gunung Gede” yang sukses menggaet 148.900 penonton di hari pertama.
Kekalahan ini tidak lepas dari kontroversi yang melibatkan salah satu bintang utamanya, Abidzar Al-Ghifari. Sebelum film ditayangkan, Abidzar mengungkapkan bahwa ia tidak menonton versi asli dari drama Korea “A Business Proposal”. Pernyataan ini langsung memicu kemarahan di kalangan penggemar setia drama tersebut, yang merasa bahwa sikapnya menunjukkan kurangnya penghargaan terhadap karya asli.
Selain itu, hingga hari ini, Minggu (9/2), film ini juga menderita dengan rating yang sangat rendah di Internet Movie Database (IMDb), hanya mencatatkan 1/10. Hal ini semakin memperburuk citranya di mata publik. Berbagai kritik pun bermunculan, mulai dari akting yang dianggap kurang natural, dialog yang terasa canggung, hingga sinematografi yang dinilai tidak sebanding dengan versi aslinya.
Advertisement
Meski demikian, pihak produksi tidak tinggal diam. Mereka telah mengeluarkan permintaan maaf dan berharap dapat memperbaiki pandangan publik terhadap film ini. Simak fakta-fakta menarik seputar film ini yang dirangkum oleh Liputan6, Minggu (9/2).
1. Dugaan Boikot dan Kontroversi Abidzar Al Ghifari
Minimnya penonton film ‘A Business Proposal’ tampaknya tak lepas dari kontroversi yang melibatkan Abidzar Al Ghifari, salah satu bintang utamanya. Sebelum perilisan, Abidzar mengungkapkan bahwa ia memilih untuk tidak menonton versi asli drama Korea tersebut demi menciptakan interpretasi karakternya sendiri.
Sayangnya, pernyataan ini malah memicu kemarahan penggemar drama aslinya yang merasa bahwa sikapnya kurang menghargai karya sumber. Tak ayal, seruan boikot pun menggema di media sosial, berujung pada penjualan tiket yang mengecewakan—hanya 6.900 penonton di hari pertama dan rating 2/10 di IMDb. Meskipun Abidzar dan Falcon Pictures telah meminta maaf, dampak negatif dari kontroversi ini tampaknya masih membayangi performa film di box office.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
2. Peminat yang Rendah
Di hari pertama penayangannya, “A Business Proposal” hanya mampu menggaet sekitar 6.900 penonton, dengan okupansi yang terbilang rendah, yakni 3,43% dari total 1.270 pertunjukan. Sementara itu, film “Petaka Gunung Gede” melesat jauh dengan meraih 148.900 penonton dan okupansi mencapai 43,95% dari 2.271 pertunjukan. Kontras yang mencolok ini menggambarkan betapa “A Business Proposal” gagal memikat hati penonton, mungkin akibat kontroversi yang mengemuka sebelum penayangan dan reaksi negatif yang muncul dari calon penonton.
Advertisement
3. Abidzar Minta Maaf dan Tanggapan Santai Falcon Pictures
Menanggapi situasi yang terjadi, Falcon Pictures, sebagai rumah produksi film, menunjukkan sikap tenang dan tidak terlalu terpengaruh oleh rendahnya jumlah penonton di hari pertama tayang. Setelah kejadian ini, Abidzar pun diketahui telah menyatakan permintaan maafnya secara terbuka dan menjadikannya sebagai pelajaran menuju proses pendewasaan.
“Saya memohon maaf untuk semua yang telah tersakiti atas sikap, perbuatan dan ucapan saya yang salah. Terima kasih buat kalian semua, sudah memberikan pelajaran yang sangat berharga. Hal ini menjadi pembelajaran yang besar untuk saya dalam berproses menjadi seseorang yang dewasa dan bijaksana. Abidzar,” tulis Abidzar, di laman media sosialnya, dikutip dari Kapanlagi.com.
4. Mengapa A Business Proposal Versi Indonesia Sepi Penonton?
1. Mengapa film A Business Proposal versi Indonesia sepi penonton?
Film ini mengalami jumlah penonton yang rendah karena beberapa faktor, seperti kontroversi pernyataan Abidzar Al-Ghifari, seruan boikot dari penggemar drama aslinya, serta eksekusi film yang dianggap kurang memuaskan.
2. Berapa jumlah penonton A Business Proposal Indonesia pada hari pertama?
Pada hari pertama penayangannya, 6 Februari 2025, film ini hanya berhasil menarik sekitar 6.900 penonton, dengan okupansi 3,43% dari total 1.270 pertunjukan.
3. Apa penyebab seruan boikot terhadap film A Business Proposal Indonesia?
Seruan boikot muncul setelah Abidzar Al-Ghifari, pemeran utama film ini, menyatakan bahwa ia tidak menonton versi asli drama Korea A Business Proposal. Pernyataan ini dianggap kurang menghormati sumber aslinya, sehingga memicu reaksi negatif dari penggemar.
4. Bagaimana perbandingan jumlah penonton A Business Proposal dengan film lain?
Pada hari pertama penayangan, Petaka Gunung Gede mampu menjual hingga 148.900 tiket, Pulung Gantung sebanyak 22.200 tiket, sedangkan A Business Proposal Indonesia hanya 6.900 tiket. Meskipun memiliki jumlah pertunjukan yang lebih banyak, film ini tetap gagal menarik banyak penonton.
5. Apa rating IMDb untuk A Business Proposal Indonesia?
Film ini mendapatkan rating 2/10 di IMDb, yang mencerminkan banyaknya ulasan negatif dari penonton yang merasa kecewa dengan kualitas adaptasi film ini.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)