
KapanLagi/Jesselin Rahardja
Kapanlagi.com – Fujifilm Indonesia melakukan kerja sama dengan penerbit Kepustakaan Populer Gramedia dan Pear Press menerbitkan artbook berjudul Instaxnesia: A Nation of Creative Expression. Buku ini merupakan sebuah artbook kolaboratif antara instax dan 35 kreator Indonesia.
Beberapa kreator Indonesia yang turut berkontribusi dalam buku ini di antaranya Hana Madness, Lala Bohang, Gina S. Noer, Laze, Suneater, Voice of Baceprot, Ria Papermoon, dan masih banyak lagi. Fujifilm Indonesia ingin menegaskan bahwa instax bukan sekadar tren, melainkan medium yang kuat untuk menjalin koneksi budaya dan menyampaikan cerita. Yuk, ketahui lebih lanjut mengenai buku Instaxnesia: A Nation of Creative Expression di bawah…
Advertisement
1. Cara meleburkan Kreativitas Para Kreator
Averrous menjelaskan bahwa cara tim Pear Press meleburkan semua karya kreator yang berkontribusi dalam pembuatan buku ini adalah dengan menyediakan ruang, konsep dan komposisi layout.
“Cara meleburkannya sebetulnya di Pear Press di buku kita menyediakan ruang di mana sebetulnya seperti proses design pada umumnya. Kita menyiapkan konsep awal dan komposisi layout yang sudah dari instaxnya yang terkesan sederhana, instan dan apa adanya dan tentu di dalamnya ada proses upgrading dari kami dan detail – detail dari tim Fujifilm,” ucap Averrous di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (17/04).
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
2. Tantangan dalam Pembuatan Buku
KapanLagi/Jesselin Rahardja
Dalam acara terbitnya buku Instaxnesia: A Nation of Creative Expression, Averrous juga menjelaskan tantangan dalam mendesain buku yang sangat tebal dan memiliki dua bahasa.
“Tantangannya adalah bagaimana kita menyeimbangkan antara teks dengan komposisi gambar karena buku ini memiliki dua Bahasa. Kemudian tantangan lainnya, yang pasti bagaimana cara mencari formula bahasa visual dari awal sampai keseluruhan,” ucap Averrous.
Advertisement
3. Inspirasi Karya Hana Madness
KapanLagi/Jesselin Rahardja
Hana Madness menjelaskan inspirasi karyanya berasal dari hal – hal yang terjadi dalam kehidupannya yang memiliki kekuatan untuk membicarakan kemanusiaan.
“Karena selama ini aku selalu berkarya hal-hal yang terjadi dalam diriku yang naratif dan memiliki kekuatan sendiri untuk membicarakan kemanusiaan baik diriku dan kolekftif yang ada di luar sana,” ucap Hana Madness
Ia juga menjelaskan buku ini dapat menjadi sebuah medium untuk menyuarakan keresahan yang ada dalam dirinya dan orang di luar sana.
“Pada dasarnya seni itu tentang menghubungkan emosi manusia. Inspirasi ini berasal dari kesadaran bahwa aku tidak sendirian dalam menghadapi dissabilitas mental. Hal ini bisa menjadi medium untuk menyuarakan keresahan keresahan yang ada dalam diriku dan orang di luar sana,” lanjut Hana.
4. Tentang Buku Instaxnesia: A Nation of Creative Expression
Instagram.com/pearpress
Buku Instaxnesia: A Nation of Creative Expression merupakan sebuah artbook kolaboratif antara instax dengan 35 kreator Indonesia yang mengeksplorasi dialog visual antara fotografi instan dan kekayaan lanskap subkultur Indonesia. Buku ini melibatkan kreator Indonesia seperti Hana Madness, Lala Bohang, Gina S. Noer, Laze dan lainnya.
Buku ini memiliki dibagi menjadi beberapa kategori seperti Solo Visualizer, Words and Perfomance, Sound and Music, Platfom and Collective, dan Craft and Lifestyle. Seluruh keuntungan penjualan buku ini akan diberikan kepada 7 panti asuhan Indonesia. Buku ini sudah dapat dibeli di toko Gramedia terdekat sejak 19 Maret 2025 dengan harga Rp 280.000.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)