
Dua anak laki-laki duduk bersama (credit: unsplash)
Kapanlagi.com –
Menjelang Hari Raya Idulfitri, masyarakat Indonesia memiliki tradisi khas, yakni membeli dan mengenakan baju baru. Di pasar hingga pusat perbelanjaan, suasana ramai dipenuhi keluarga yang berburu pakaian Lebaran. Di balik tradisi kebiasaan itu, ada satu kisah penuh makna yang tak lekang oleh waktu kisah baju lebaran Hasan Husein, cucu Rasulullah SAW.
Kisah ini tidak hanya menyentuh hati, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai luhur yang patut dijadikan teladan dalam menyambut Idulfitri. Melalui cerita ini, setiap muslim seolah diajak merenung bahwa keindahan hari raya bukan sekadar dari pakaian baru, melainkan dari ketulusan, kesabaran, dan keberkahan yang menyertainya.
Penasaran, bagaimana kisah baju lebaran Hasan Husein? Langsung saja, simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Advertisement
1. Kisah Baju Lebaran Hasan Husein
Dua anak laki-laki duduk bersama (credit: unsplash)
Di kota Madinah, saat suasana Idulfitri mulai terasa dan anak-anak kecil berlarian dengan pakaian barunya, suasana berbeda tampak di rumah Sayyidah Fatimah. Dua cucu Rasulullah SAW, Hasan dan Husein, terlihat murung dan diam. Mereka memperhatikan teman-temannya yang sudah mengenakan baju Lebaran, sementara mereka sendiri belum memiliki pakaian baru untuk menyambut hari raya.
Dalam kebingungannya, mereka kemudian memberanikan diri untuk bertanya kepada ibunda mereka. “Wahai Ibu, mengapa kami belum dihiasi seperti anak-anak Madinah lainnya?” tanya mereka dengan polos.
Sayyidah Fatimah menjawab dengan lembut dan penuh kasih, “Baju kalian masih di tukang jahit.” Jawaban ini diulang berkali-kali setiap kali mereka bertanya. Namun, di balik senyum dan ketenangan yang ditampilkan sang ibu, tersimpan rasa sedih yang mendalam karena beliau sebenarnya tidak memiliki uang untuk membeli pakaian baru bagi anak-anaknya.
Keluarga Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fatimah memang hidup dalam kesederhanaan. Meskipun mereka adalah bagian dari keluarga Rasulullah SAW, mereka tidak bergelimang harta. Fatimah, sebagai ibu, tentu ingin membahagiakan kedua putranya di hari besar. Namun keadaan berkata lain, dan satu-satunya hal yang bisa ia lakukan adalah menenangkan hati anak-anaknya dengan harapan bahwa pakaian mereka sedang dalam proses.
Malam takbiran pun tiba. Sayyidah Fatimah menahan tangis dalam diam, merasakan sesak di dada karena belum bisa memberikan apa yang anak-anaknya harapkan. Tapi tiba-tiba, di tengah keheningan malam yang penuh doa, terdengar suara ketukan pintu.
Fatimah bangkit dan bertanya dengan hati-hati, “Siapa di sana?”
Dari balik pintu terdengar suara yang menjawab, “Wahai putri Rasulullah, aku adalah tukang jahit. Aku datang membawa hadiah baju untuk putra-putramu.”
Dengan rasa penasaran yang bercampur haru, Sayyidah Fatimah segera membuka pintu. Di hadapannya berdiri seseorang yang membawa bingkisan. Ketika bingkisan itu dibuka, ia menemukan dua setel baju yang sangat indah. Di dalamnya terdapat gamis, celana, mantel, sorban, dan sepasang sepatu hitam yang terlihat begitu mewah. Dengan hati berbunga, Fatimah memanggil Hasan dan Husein untuk melihat dan mencoba pakaian tersebut. Keduanya pun melonjak gembira dan langsung mengenakannya dengan penuh semangat.
Tak lama berselang, Rasulullah SAW datang berkunjung. Beliau melihat kedua cucunya dalam balutan pakaian baru yang rapi dan indah. Dengan penuh cinta, Rasulullah menggendong dan menciumi Hasan dan Husein. Beliau lalu bertanya kepada putrinya, “Wahai Fatimah, apakah engkau melihat tukang jahit tersebut?”
Fatimah menjawab, “Iya, Ayah. Aku melihatnya.”
Rasulullah SAW pun menjelaskan, “Putriku, dia bukanlah tukang jahit. Dia adalah Malaikat Ridwan, penjaga surga, yang diutus Allah untuk membawakan pakaian dari surga bagi Hasan dan Husein.”
Mendengar penjelasan itu, Sayyidah Fatimah sangat terkejut dan langsung bersujud syukur kepada Allah SWT. Ia tidak menyangka bahwa doa dan kesedihannya yang terdalam telah dijawab oleh Allah dengan cara yang begitu mulia dan penuh kasih sayang.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
2. Hikmah dari Kisah Baju Lebaran Hasan Husein
Dua anak laki-laki duduk bersama (credit: unsplash)
Kisah ini menyimpan pelajaran berharga yang tak lekang oleh waktu. Pertama, ia menggambarkan keikhlasan dan pengorbanan seorang ibu dalam menghadapi keterbatasan, serta bagaimana doa yang tulus bisa diangkat langsung oleh Allah SWT. Sayyidah Fatimah tidak mengeluh, hanya berharap dan berdoa dalam diam.
Kedua, kisah baju lebaran Hasan Husein menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati bukan berasal dari materi semata. Baju baru adalah simbol syukur, bukan kemewahan. Bahkan pakaian surgawi pun datang kepada mereka karena kesabaran dan keikhlasan.
Ketiga, dari Hasan dan Husein, anak-anak diajarkan untuk bersikap rendah hati dan tidak menuntut berlebihan. Sifat tawakal dan sabar adalah pelajaran hidup yang lebih penting daripada sekadar memiliki pakaian baru. Kisah ini memperkuat nilai-nilai kesederhanaan dalam merayakan hari besar.
Advertisement
3. Anjuran Memakai Pakaian Terbaik di Hari Raya
Dua anak laki-laki duduk bersama (credit: unsplash)
Dalam Islam, memakai baju baru di hari raya bukanlah kewajiban. Namun, terdapat anjuran untuk mengenakan pakaian terbaik sebagai bentuk penghormatan terhadap hari besar. Rasulullah SAW bersabda, “Kami diperintahkan untuk memakai pakaian terbaik pada dua hari raya.” (HR Al-Baihaqi dan Al-Hakim)
Meskipun demikian, “pakaian terbaik” tidak selalu berarti pakaian baru. Yang utama adalah kebersihan, kepantasan, dan kepatuhan pada adab berpakaian dalam Islam. Dari kisah baju lebaran Hasan Husein, kita memahami bahwa yang penting adalah makna di balik pakaian, bukan penampilannya semata.
Berikut beberapa tips berpakaian di hari raya menurut ajaran Islam:
-
Pilih pakaian yang menutup aurat dan sopan.
-
Utamakan kenyamanan, terutama saat menghadiri banyak aktivitas hari raya.
-
Hindari pakaian yang terlalu mencolok atau digunakan untuk pamer (riya’).
-
Hormati norma budaya setempat dalam cara berpakaian.
-
Pilihlah pakaian sebagai wujud syukur, bukan sekadar gaya.
Dengan semangat ini, kisah baju lebaran Hasan Husein menginspirasi kita untuk mengedepankan nilai spiritual di balik penampilan fisik saat Lebaran.
Temukan ulasan menarik lainnya di kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?
Baca artikel menarik lainnya:
-
Cara Menggunakan ChatGPT di HP Secara Gratis: Panduan Lengkap untuk Pemula
-
AI Bard: Inovasi Cerdas dari Google yang Siap Menemani Aktivitas Harian
-
Tinggalkan Anikor dan Situs Nonton Ilegal Lainnya, Ini 11 Aplikasi Streaming Legal yang Tampilkan Film – Serial Indonesia
-
7 Tools AI untuk Transkrip YouTube Otomatis, Gratis dan Praktis
-
Cara Menggunakan Canva Gratis, Pahami Fitur-fiturnya – Panduan Lengkap untuk Pemula
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)