
Arti gigi berbunyi saat tidur menurut primbon Jawa (credit: unsplash)
Kapanlagi.com – Sering kali, kita menganggap gigi berlubang sebagai masalah sepele. Banyak yang berpikir, “Ah, nanti juga sembuh sendiri,” atau cukup dengan menyikat gigi sesekali dan melupakan masalah ini. Bahkan, tak sedikit yang menunda atau sama sekali tidak memeriksakan gigi ke dokter.
Namun, tahukah Anda bahwa membiarkan gigi berlubang tanpa penanganan yang tepat bisa berujung pada infeksi serius yang bisa mengancam nyawa? Drg. Budi Susilo, Sp.BMM, seorang Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial, mengingatkan kita dalam siaran Radio Kesehatan yang diunggah di YouTube Kementerian Kesehatan RI. “Gigi berlubang bukan hanya soal rasa tidak nyaman atau bau mulut.
Jika dibiarkan, infeksi bisa menyebar ke organ vital dan menyebabkan komplikasi yang sangat berbahaya,” tegasnya. Simak ulasan lengkapnya yang dilansir Kapanlagi, Selasa (15/4/2025).
Advertisement
1. Gigi yang Paling Sering Berlubang
Gigi geraham bawah, yang dikenal sebagai penjaga mulut kita, ternyata adalah sasaran empuk bagi lubang gigi.
Dengan ukuran yang besar dan permukaan yang luas, gigi ini sering menjadi tempat berteduh bagi sisa-sisa makanan, terutama gigi geraham pertama yang muncul saat anak berusia enam tahun.
“Anak-anak belum sepenuhnya menguasai teknik membersihkan gigi permanen, padahal gigi ini harus setia menemani mereka seumur hidup. Akibatnya, gigi geraham pertama yang tumbuh di usia dini sering kali mengalami kerusakan lebih cepat,” ungkap Budi.
Selain itu, lubang juga sering mengintai di sela-sela gigi dan pada gigi impaksi, yaitu gigi bungsu yang tumbuh miring dan sulit dijangkau.
Jika gigi impaksi ini bermasalah, bisa berujung pada pembengkakan di pipi dan rahang, menambah ketidaknyamanan yang tak diinginkan.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
2. Makanan Manis Bukan Satu-satunya Biang Keladi
Banyak orang beranggapan bahwa makanan manis adalah biang keladi gigi berlubang, padahal ada yang lebih dari itu!
Menurut Budi, si bakteri perusak gigi ternyata juga menyukai nasi yang lengket di gigi. Jika dibiarkan menempel, nasi bisa menjadi sumber asam yang merusak enamel gigi.
Jadi, bukan hanya soal menghindari gula, tetapi juga pentingnya kebiasaan menjaga kebersihan gigi yang harus kita perhatikan!
Advertisement
3. Jangan Anggap Remeh Gigi Berlubang
Tahukah Anda bahwa infeksi akibat gigi berlubang bisa menular melalui aliran darah? Ketika lubang gigi mencapai akar dan terpapar benda tajam seperti tusuk gigi atau jarum yang tidak steril, bakteri berbahaya bisa masuk ke dalam pembuluh darah.
Budi, seorang ahli kesehatan, mengingatkan bahwa ada pasien yang bahkan terkena tetanus akibat bakteri dari gigi berlubang. Infeksi ini bisa menyebar ke area yang lebih serius, seperti leher, dada, bahkan otak sebuah ancaman yang sangat mengerikan.
Gejala awal seperti nyeri, bengkak, dan demam tinggi harus diwaspadai, karena sering kali pasien tidak menyadari bahwa sumber masalahnya hanya berasal dari gigi yang tidak terawat. Ingat, gigi berlubang tidak akan sembuh dengan sendirinya.
Semakin lama dibiarkan, semakin besar risiko komplikasi yang mengintai. Oleh karena itu, menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi minimal dua kali sehari, menggunakan benang gigi, dan rutin memeriksakan diri ke dokter gigi setiap enam bulan adalah langkah-langkah sederhana namun sangat vital.
Seperti yang diungkapkan Budi, “Gigi yang sehat adalah investasi seumur hidup. Jangan tunggu sampai sakit baru mencari pertolongan, karena saat sudah sakit, penanganannya bisa menjadi lebih rumit, mahal, dan bahkan membahayakan jiwa.”
4. Proses Terbentuknya Lubang Gigi
Menurut Dr. Budi, lubang gigi terbentuk akibat sisa makanan yang tertinggal di permukaan gigi, bercampur dengan air liur, dan membentuk asam.
Asam inilah yang perlahan-lahan merusak lapisan enamel gigi dan menciptakan lubang. Jika tidak segera ditambal, lubang itu akan semakin dalam hingga menjangkau lapisan yang lebih sensitif seperti dentin dan pulpa.
“Saat sudah mencapai pulpa, bakteri bisa masuk hingga ke akar gigi. Di sinilah risiko infeksi mulai meningkat. Gigi bisa bengkak, nyeri luar biasa, bahkan infeksi bisa menyebar ke jaringan sekitar wajah,” jelasnya.
5. Kebiasaan Sehari-hari yang Memicu Gigi Berlubang
Tidak hanya kebersihan yang buruk, kebiasaan sehari-hari kita juga berperan besar dalam memperparah kesehatan gigi. Salah satunya adalah tidak menyikat gigi setelah makan atau sebelum tidur, serta jarang menggunakan benang gigi (dental floss).
“Benang gigi sangat penting, karena sela-sela gigi yang rapat seringkali tidak bisa dijangkau oleh sikat gigi biasa. Menggunakan tusuk gigi justru bisa melukai gusi dan meningkatkan risiko infeksi. Apalagi, tusuk gigi yang sering kita temui di rumah makan berpotensi menjadi sumber kontaminasi,” katanya.
Dr. Budi menekankan, “Tusuk gigi bisa dipegang siapa saja, diletakkan di tempat terbuka, dan tidak terjamin steril. Jika digunakan saat ada luka atau lubang di gigi, risiko infeksinya sangat tinggi.”
Jadi, jangan anggap remeh masalah gigi berlubang! Segera periksakan ke dokter gigi dan jaga kesehatan gigi Anda agar terhindar dari berbagai risiko yang membahayakan.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)