
Wanita yang sedang berpikir untuk persiapan liburan musim dingin (Foto: Freepik/user18526052).
Kapanlagi.com – Musim hujan yang tiba di bulan Januari sering kali membawa serta risiko meningkatnya penyakit seperti flu dan batuk. Namun, tahukah Anda bahwa cuaca dingin juga dapat memicu lonjakan kadar kolesterol dalam tubuh? Hal ini berpotensi meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke.
Dikutip dari berbagai sumber pada Jumat (11/04/2025). Sebuah penelitian menarik dari State University of Campinas di Brasil mengungkapkan bahwa kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah cenderung melonjak saat musim dingin, dan akan kembali menurun saat suhu mulai hangat. Meskipun perubahan musim di Indonesia tidak terlalu ekstrem, penting bagi kita untuk memahami bagaimana cuaca dapat memengaruhi kesehatan, terutama kadar kolesterol.
Dr. Filipe Moura, pemimpin penelitian tersebut, menjelaskan bahwa di musim dingin, orang cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori dan makanan berlemak. Hal ini tentu dapat berdampak negatif pada kadar kolesterol jahat. Selain itu, dr. Muliaman Mansyur dari Kalbe Nutritionals menambahkan bahwa fluktuasi kadar kolesterol dalam darah dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke, terutama di musim dingin. Namun, di Indonesia, perbedaan suhu yang tidak terlalu signifikan membuat dampaknya tidak terlalu besar.
Advertisement
Tetap jaga kesehatan Anda, ya! Musim hujan mungkin membawa tantangan, tetapi dengan pengetahuan yang tepat, bisa lebih siap menghadapi segala risiko.
1. Kolesterol Cenderung Meningkat di Musim Dingin
Sebuah penelitian menarik dari State University of Campinas di Brasil mengungkapkan bahwa kadar kolesterol jahat atau LDL cenderung melonjak saat musim dingin tiba. Namun, saat suhu mulai menghangat, kadar kolesterol tersebut akan kembali merosot. Temuan ini sangat relevan bagi negara-negara dengan empat musim, di mana fluktuasi suhu yang drastis dapat memengaruhi kesehatan jantung. Di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Eropa, perubahan suhu yang signifikan sering kali berimbas pada peningkatan kadar kolesterol yang lebih mencolok, terutama karena pola makan dan gaya hidup yang berubah saat musim dingin. Oleh karena itu, sangat penting bagi warga di negara-negara beriklim empat musim untuk lebih memperhatikan asupan makanan dan menjaga aktivitas fisik mereka selama bulan-bulan dingin ini.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
2. Konsumsi Kalori Tinggi di Musim Dingin Memengaruhi Kolesterol
<p>ilustrasi resep kue kering/copyright unsplash/Rai Vidanes</p>
Saat musim dingin tiba, orang-orang cenderung menikmati hidangan yang lebih kaya kalori dan lemak, seperti daging merah, kue manis, dan minuman manis yang menggoda. Namun, di balik kenikmatan tersebut, ada bahaya yang mengintai—peningkatan kadar kolesterol jahat dalam darah. Penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang melimpah di musim dingin ini berpotensi meningkatkan risiko kolesterol tinggi, membuat kita perlu lebih waspada terhadap pilihan makanan. Jadi, meskipun cuaca dingin mengundang kita untuk menyantap makanan lezat, jangan lupakan kesehatan jantung!
Advertisement
3. Negara Empat Musim Lebih Rentan Mengalami Perubahan Kadar Kolesterol
Perubahan kadar kolesterol yang mencolok terjadi di kawasan dengan pergeseran iklim yang signifikan antara musim dingin dan panas, seperti di Amerika Serikat dan Eropa. Di sana, fluktuasi suhu yang drastis membuat lonjakan kolesterol di musim dingin semakin terasa. Dr. Moura menegaskan bahwa individu yang tinggal di negara-negara ini harus lebih waspada, karena perubahan kadar kolesterol yang ekstrem dapat berdampak serius pada kesehatan jantung mereka selama bulan-bulan dingin. Maka, bagi penduduk di wilayah tersebut, menjaga kesehatan jantung menjadi semakin penting saat suhu mulai menurun.
4. Dampak Musim Hujan di Indonesia terhadap Kolesterol
Ilustrasi – hujan lebat disertai angin kencang rawan terjadi pada musim pancaroba. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Di Indonesia, peralihan musim tak membawa perubahan suhu yang mencolok, sehingga fluktuasi kadar kolesterol saat musim hujan pun tidak begitu terasa. Dengan iklim tropis yang hanya mengenal dua musim—hujan dan panas—suhu saat hujan mungkin terasa lebih sejuk, namun dampaknya terhadap kolesterol tidak sekuat di negara-negara beriklim empat musim. Menurut Dr. Muliaman, perubahan musim di tanah air tidak berpengaruh signifikan pada kesehatan kolesterol, menegaskan bahwa pola makan dan gaya hidup sehat tetap menjadi kunci utama untuk menjaga kesehatan.
5. Tidak Diperlukan Perlakuan Khusus di Musim Hujan
Di Indonesia, perubahan suhu yang tidak signifikan membuat musim hujan tidak memerlukan perhatian khusus dalam pengelolaan kadar kolesterol. Meskipun cuaca bisa terasa lebih sejuk, dampaknya jauh dari yang dialami di negara-negara beriklim empat musim. Dr. Muliaman menegaskan bahwa dengan hanya dua musim yang ada, tidak perlu khawatir akan perlakuan khusus saat hujan tiba. Namun, menjaga pola makan sehat dan tetap aktif bergerak adalah kunci untuk memastikan kadar kolesterol tetap stabil dan kesehatan terjaga.
6. Pola Hidup Sehat Tetap Menjadi Kunci Menjaga Kolesterol
Menjaga kesehatan kolesterol bisa menjadi perjalanan yang menyenangkan jika tahu langkah-langkah yang tepat! Kunci utamanya adalah mengatur pola makan dengan bijak hindari lemak jenuh dan trans yang mengintai dalam makanan, dan sebaliknya, penuhi piring kita dengan beragam sayur dan buah yang kaya serat. Jangan lupa untuk bergerak! Luangkan waktu minimal 30 menit setiap hari untuk berolahraga, dan rasakan manfaatnya. Dengan menerapkan gaya hidup sehat ini, risiko kolesterol tinggi dapat ditangkal, dan kesehatan pun akan semakin terjaga!
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)